02 February 2014

REVIEW Goldring DR150

Goldring DR150, seri teratas dalam kelas headphone for music dari goldring yang masuk ke Indonesia.
Headphone yang dijual 1 juta ini tidak kalah mentereng dengan adik-adiknya, banyak mendapat award bintang 5 diluar sana. Bagaimana performanya?

Spesifikasi
Type : Dynamic open back design 
Impedance: 32 Ohm 
Frequency Response :18Hz – 20kHz 
Total Harmonic Distortion: (1Vrms @ 1kHz) lessthan 0.2% 
Sensitivity (1Vrms @ 1kHz) :110dB 
Weight (with cable): 330g 3 Metre Cable with 3.5mm/6.5mm 

Packing dan Asesoris



Packing DR150 sama persis dengan DR50, hanya kali ini warnanya abu-abu. Box besar dan tebal cukup menjamin keamanan isinya. Di dalam ada sebuah headphone, kabel 3m, dan konverter jack 3,5-6,3mm. Kabel ini berdasarkan spesifikasi berbahan silver si bagian signal, so terdengar lebih menjanjikan dari kabelnya DR50. Desain single-ended cable dengan jack female 3,5mm sebagai interfacenya masih dipertahankan, dan tentu berharap semua headphone bisa seperti ini mengingat user level advanced tentu senang bereksperimen dengan kabel, sehingga bisa diganti dengan kabel aftermarket yang lebih berkualitas ataupun custom cable yang sesuai dengan selera.

Build Quality dan Kenyamanan
Bentuk yang persis dengan DR50 (hanya kini berwarna abu-abu), begitu modis dan kece, namun membuat saya trauma dengan bulid DR50 yang begitu ringkih, apakah hal serupa akan terjadi di DR150?
Jawabannya adalaha IYA :(
Untungnya, meski terdengar banyak crack, bahan dan konstruksi DR150 terasa lebih kokoh, masih ada kesan ringkih namun tidak seringkih DR50. Ya bisa menahan napas lebih panjang laah..
Pad adalah perbedaan paling mendasar dan paling besar dari segi build, dimana DR150 dibekali velour pad. Sayangnya, busa di dalamnya masih sejenis dengan punyanya DR50, sehingga cukup keras dan terasa tidak menempel mengikuti kontur sekitar telinga.
Kenyamanan sendiri mirip DR50, pad yang full mengelilingi telinga dan kali ini dengan velour pad membuatnya tidak sepanas DR50, dan sangat comfort digunakan berlama-lama.


Suara
Seperti biasa, burn-in 100 jam telah dilalui, dan kali ini source menggunakan laptop, fiio E10 DAC, dan Objective O2 amplifier. DR150 meski memiliki impedansi 32 ohm, namun ternyata cukup berat untuk didrive langsung dari DAP, butuh volume 80% di iPod saya.

Quick impression :
Signature DR150 ini cukup berbeda dengan DR50. Masih beraroma sedikit bright khas goldring, namun jika dibandingkan dengan DR50 dan DR100, DR150 ini paling warm. 
DR150 memiliki bass yang besar, dengan impact mantap dan deep. Mid yang laidback, serta high yang present dan peaky, membuat DR150 ini bisa dibilang DR50 with more bass and laidback mid. Soundstage DR150 sangatlah istimewa, layeringnya luar biasa, dan tetap mempertahankan kesan airy dan wide khas headphone open.

Detail impression :
Bass DR150 ini kuantitasnya besar, 3x lebih besar dibanding DR50, basshead pun saya rasa tidak banyak komplain meski masih merasa kurang besar sedikit. Impactnya bulat, empuk, dan deep. Bassnya banyak main di lowbass daripada midbass, diiringi ekor bass yang agak panjang, membuat DR150 terkesan lambat. Namun ekor bass ini tidak sampai menutupi mid alias tidak beleberan. Untuk nyetel lagu metal seperti slipknot, terdengar berantakan, namun jika hanya sekelas slow rock seperti paramore/avril lavigne, atau the used dan muse, DR150 masih sangat mumpuni. Detail bass dirasa kurang oke, pun begitu dengan tekstur bass. Sepertinya goldring lebih ingin menciptakan karakter yang easy and funny to listen, dengan sedikit mengabaikan aspek teknis dan memperkuat karakter deep, besar dengan impact kuat, dan juga empuk


Mid dan vokal DR150 terdengar laidback, posisinya jelas terasa dibawah bass dan treble. Anehnya di beberapa recording mid dan vokal bisa terasa lebih maju. Karakter seperti ini mengingatkan dengan rata-rata headphone beyerdynamic DT series yang memiliki kemampuan "bunglon". Vokal sendiri sangat baik, tekstur dan detilnya oke sekali, tidak tebal namun warm dan lush, dengan sedikit bumbu sibilance khas goldring. Tidak banyak komplain di sisi mid, sudah oke, tidak superior namun tidak memiliki fatal weakness. Clarity di mid super sekali, semua terdengar jelas meski nuansanya warm, tidak ada yang tertutup. Pun begitu dengan detail, microdetail terdengar jauh di belakang namun presensinya begitu terasa.



High DR150 terdengar banyak, tebal, dengan ekor yang panjang. Suara simbal beruntun terasa tanpa jeda, sehingga detilnya agak kurang. Disini pun masih terasa sedikit tajam, ada peak-peak menyakitkan. Anda yang merasa terganggu harus menurunkan treble di equalizer.



Separasi bagus sekali, begitupun staging. Kredit tersendiri untuk staging. Begitu indah dan berbentuk ruangan. Soundstage wide yang bagus diimbangi dengan depth yang luar biasa dengan layering sangat-sangat bagus. Terciptalah soundstage yang benar-benar 3D, posisi instrumen begitu menyebar dan jelas posisinya. Layering bagus memberi kesan instrumen menempati ketinggian yang berbeda, meski ada suara instrumen yang dekat namun terasa sekali seperti di posisi yang berbeda sehingga tidak ada istilah bertumpuk pada DR150. Dan lagi desain open membuat kesan airy begitu kuat. Sungguh seperti mendengarkan di Hall atau ruangan besar. Nice job Goldring!



Bicara genre, DR150 ini cocok untuk lagu-lagu mainstream Indonesia, mulai dari Noah, gigi, padi, naif, dll semua enak! Lagu pop, jazz, hingga basshead terasa asik, meski bestnya di pop dan jazz.


Kesimpulan
Dengan karakter yang lebih mainstream, saya rasa jika bertanya headphone goldring mana yang paling recommended, maka saya akan menjawab DR150. Memiliki speed yang cenderung tidak secepat kedua adiknya, namun dibalas dengan karakter yang easy to listen dan bisa menyenangkan hampir semua genre yang tidak mementingkan speed bass. Vokal laidback namun lush dan warm, diiringi good clarity dan detail memberi kesenangan tersendiri. Sayang high masih cukup sering terdengar tajam dan peaky.
Soundstage yang near perfect menjadi jualan sekaligus senjata utama untuk bersaing di kelas 1 juta.
Kelemahan di sisi build masih menjadi masalah utama goldring. Jika anda memakain headphone ini, apik-apik lah memakainya, jangan jatuh, jangan terlalu diregangkan, dan jangan terlalu sering dikasari.

kelebihan :
- karakter easy to listen, bass besar dengan mid&vokal laidback dan lush
- near perfect soundstage
- good clarity and detail
- velour pad

kelemahan :
- build quality masih kurang rigid
- peaky high

Rating : 8/10*
Penjelasan rating
10/10 : excellent price to performance. Must buy!**
9/10 : recommended
8/10 : good
7/10 : average
6/10 : try another things first
5/10 : leave it, not worth to buy!
*perlun diingat, ini adalah rating price to performance, bukan rating untuk menempatkan posisi barang ini dalam jajaran gadget audio dari kualitas tertinggi sampai terendah. Contoh kasus misal earbud A seharga 50rb dapat rating 10/10 bukan berarti kualitasnya lebih baik dari earbud 10jt yang dapat rating 7/10, namun earbud A memiliki excellent price to performance di harga 50rb, sedangkang earbud B hanya average saja di kelas 10jt

**must buy maksudnya tentu jika karakternya cocok dengan preferensi Anda

No comments:

Post a Comment