27 June 2014

REVIEW Dunu Trident DN-12

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih pada headphoneku fammate yang sudah meminjamkan unit Dunu Trident ini.

Basa-basi dulu lah jangan terlalu serius :)
Tidak dipungkiri bukan jika diantara kalian ada yang mengidamkan punya earphone yang tampilannya keren dan sangat gaya namun budget tipis? Saya juga ingin sekali punya yang seperti itu. Sayangnya, banyak earphone yang tampilannya keren namun sound qualitynya jelek. Yaa tentu dengan budget minimalis, harus ada yang dikorbankan, kalau tidak mau mengorbankan kualitas suara yaa desain yang jadi korban, begitupun sebaliknya. Hal ini pula lah yang membuat fenomena "KW" menjadi merajalela di forum jual beli internet maupun toko fisik. Earphone ternama dengan tampilan keren dibuat versi palsunya, harga originalnya jutaan rupiah namun palsunya dijual hanya ratusan ribu, dengan bentuk fisik yang 95% serupa, namun kualitas suara hanya 20% dari versi originalnya.

Nah, kali ini saya kedatangan IEM (In Ear Monitor) berkode Dunu Trident DN-12. Sebenarnya saya sudah lama melihat IEM ini, namun karena bentuknya kece sekali saya kadang jadi ragu dengan sound qualitynya, sampai akhirnya saya mendapat unit ini dan sekarang mencoba berbagi impresi. Seperti apakah suara IEM yang dihargai Rp 380,000 ini? (Harga per Juni 2014)

Fitur
diambil dari website dunu

Spesifikasi
diambil dari website dunu
 
Paket Penjualan dan Aksesoris
Maaf saya tidak foto kotak dan paket penjualan, silakan googling saja yah :)
Berikut isi paket penjualan :

- 6 pasang single flange eartips
- 1 pasang biflange eartips
- 1 buah pouch kulit
yang jelas, box nya besar dan mewah, mengingatkan saya dengan box monster turbine series.

Desain, Build Quality, dan Kenyamanan
Pada bagian ini, saya hanya bisa bilang 2 kata : WELL BUILD!
Lihatlah desainnya! Gaya sekali bukan? Berbentuk cone, dengan warna badan silver mengkilat bertekstur ulir
Jika dilihat dari belakang, Dunu trident ini terlihat seperti loudspeaker ya..
Di tengahnya ada bagian cembung berwarna hitam dengan logo Dunu, yang dikelilingi oleh aksen emas mengkilat. WOW. Bukan emas asli tentunya, harga emasnya aja sudah lebih mahal daripada harga jual IEMnya. Hahaha
Desain yang menurut saya benar-benar keren, paduan mewah dan elegan yang sangat memanjakan mata, kombinasi silver dan emas benar-benar membuat IEM ini terlihat sangat mahal. Tidak kalah keren meski disandingkan dengan produk Monster berharga jutaan yang kerap diagung-agungkan orang dan dipakai banyak artis.

Ada sesuatu yang unik, di mana indikator kanal earphone kanan dan kirinya?
Jawabannya adalah, tidak ada! Yap, tulisan L dan R terlalu hina bagi IEM sekeren ini. Dunu tidak memberikan keterangan L dan R layaknya IEM lainnya, namun sebagai gantinya kita diberi indikator lis warna di ujung luar housing. Warna merah itu kanal kanan, warna hijau itu kiri.
Unik sekaligus membingungkan jika kita meminjamkan IEM ini ke orang lain.

Beralih ke build quality, Dunu Trident ini seluruh housingnya terbuat dari metal unibody yang sangat rigid namun tetap ringan.
Tidak ada kata yang bisa diucapkan selain MANTAP!
Bahan kabel cukup bagus, cukup tebal dan tipikal "bouncy". Bagusnya kabel ini tidak terlalu meninggalkan bekas lipatan, sehingga tidak terlihat keriting. Sayangnya, microphonicnya cukup kuat, dan tidak diberi shirt clip untuk mengurangi efek microphonic.
Jack sendiri bersudut 45 derajat, dan sudah gold plated. Ada satu yang unik, yaitu diberi sabuk pengikat kabel.
Fitur yang cukup langka pada sebuah IEM, sangat membantu dalam menggulung kabel, sehingga kabel tetap rapi ketila dimasukkan ke dalam pouch. NICE!

Oke sekarang kita bahas kenyamanan. Bentuk yang besar di luar, namun tidak di dalam. Ketika saya pakai, sangat nyaman dan tidak ada keluhan. Sangat mudah untuk mendapatkan fitting dan isolasi yang sempurna.

Suara
Seperti biasa, setup yang saya gunakan untuk test :
- Laptop lenovo G460, windows 8
- samsung galaxy S2

General character Dunu Trident menurut subjektivitas saya :

Low
Kuantitas bass cukup besar, body terasa besar dan kuat menghantam. Punchnya pun sangat berasa, namun sedikit bloated ke lower mid di lagu-lagu yang beritme sangat cepat. Speednya medium, jauh dari kata lambat, buat rock dan alternative sih tidak masalah, untuk metal yang brutal baru terasa agak bloated. 
Jika kena lagu EDM, punchnya asyik sekali, bulat dan bertenaga serta terdengar bersih.
Oh ya, bass power control dunu trident ini cukup baik. Ketika menyetel lagu yang bassnya sedikit, bass terasa sangat terkontrol, bersih, tidak mendominasi memeleber mengotori frekuensi lainnya. Namun ketika terkena lagu bassheavy, bassnya langsung nongol menghantam kuat.

Mid
Terdengar warm, clear, dan lembut. Tidak ada suara-suara tajam di sini, dan jarang sekali terserang bass sehingga terasa jernih, kecuali pada lagu yang beritme sangat cepat. Vokal agak laidback, namun tidak terlalu jauh di belakang, presensinya masih terasa jelas sekali. Seperti ada sedikit jarak antara penyanyi dan pendengar, membuat tidak terlalu intim namun terdengar relax. Apalagi tidak ditemukan sibilance sejauh ini.

High
Kuantiasnya cukup banyak, bisa mengimbangi besarnya bass sehingga tidak terasa mendem. Presentasinya smooth, tidak banyak sparkling. Suara-suara simbal juga saya rasa kurang crisp, namun setidaknya high ini tidak terasa tumpul atau buntung lah. Kesan airy cukup, lepas dan tidak terasa terkungkung.
Kabar baiknya, tidak ada suara tajam, sangat nyaman untuk didengar berlama-lama, tidak cepat fatigue.

Separasi, Soundstage, dan Detail
Separasi menurut saya baik, pemisahan instrumen terasa tegas dan tidak saling lengket, low-mid-high juga jelas pemisahannya meski di musik bassheavy sekalipun.
Soundstage sedikiiit diatas rata-rata lah, tidak terlalu luas, baik width maupun height sudah cukup tidak berasa sempit banget. Depth pun lumayan, kesan jarak cukup terasa meski jauh dari impresif yah kalau menurut saya.
Detailnya lumayan, kalau untuk bermusik sih sudah lebih dari cukup yah, meski kerap terserang bass namun masih terdengar kok gemerincing kecil-kecilnya. Bukan tipe detail revealer.

Genre
Bass yang besar namun diimbangi dengan high yang mumpuni, serta mid yang tidak terlalu laidback, membuat trident ini siap menghajar berbagai genre musik alias cukup allrounder.
Bagi Anda penggemar EDM, IEM ini siap memuaskan Anda!
Penggemar pop dan yang sejenis beserta pengembangannya, IEM ini siap memberi bass punch namun tidak mengotori freq lainnya, dan juga terasa clear.
Penggemar jazz dan pengembangannya tidak perlu gigit jari terlalu keras, trident tidak mengeluarkan suara-suara yang tidak nyaman kok, meski keintimannya kurang yah terutama di alat tiup.
Penggemar rock pun tidak akan kecewa, khususnya basshead penggemar rock yah. Impact bassnya mantap tidak terlalu bloated, frekuensi lain terdengar clear, high tidak mendem.
Penggemar metal dan pengembangannya, mungkin ada baiknya mencari IEM lain. Tapi bagi Anda basshead pecinta metal, saya rasa sampai harga Rp 500.000 semuanya tidak jauh dari ini deh, so terima apa adanya atau tambah budgetnya :)

Kesimpulan
Dunu Trident ini tergolong tipikal balance-cenderung ke basshead yah. Bass punch menghantam kuat jadi daya tarik utama, namun mid dan high yang bisa mengimbangi bass alias tidak tenggelam membuat trident ini terasa berimbang di semua lini.
Ditambah looks, desain, dan build quality yang mantap, saya rasa Trident wajib masuk dafar belanja Anda yang basshead namun masih pengen allrounder juga, serta mendambakan desain cantik.
Ngapain beli KW-an, kalau Anda bisa dapat yang suara dan tampilannya bagus?

Plus
- desain dan build quality, tidak mencerminkan IEM dibawah Rp 500.000. EXCELLENT
- punch bass, impactnya bagus kuat mengantam, hanya sedikit yang bloated, dan tidak mendominasi mid dan high.
- easy to listen, soundsignature mudah diterima, allrounder dengan bass agak besar banyak disukai orang

Minus
Kalau boleh jujur, tidak ada yang saya dicomplain deh di harga segini. Tapi kalau mau memperhatikan dengan sangat detail, soundstage masih kurang luas dan bass trident masih agak bloated terutama di musik cepat. Tapi, untuk harga <Rp 500.000, mana sih IEM yang bassnya besar tapi samasekali tidak bloated? Tidak banyak bukan? Atau mungkin tidak ada?

Should I buy this one?
Dunu trident adalah tipikal IEM fun, enak digunakan untuk easy listening, dan style yang keren abis. Jika Anda tipikal pendengar yang suka mencari-cari detail sampai detail yang terkecil, atau berharap kualitas teknis yang luar biasa, Trident tidak akan memuaskan Anda.

24 June 2014

REVIEW dBe PR10 rev II (Rev 2)

Sudah lama nih tidak lirik-lirik earbud harga miring dibawah Rp 100.000. Setelah sempat agak sulit ditemui, sekarang PR10 rev II sudah normal kembali stocknya, dan syukurlah harganya tetap Rp 95.000 (Juni 2014)
Seperti apakah performanya?

Fitur
dbE PR 10 Hig Fidelity Earpnhone
Comfortable to Wear
Durable & Long Lasting
Powerfull Bass
Crystal Clear Treable

Spesifikasi
Type : Stereo Earbud Earphone
Impedance : 32Ohm
Frequency Respone : 20Hz-20KHz
Sensitivity : 110dB
Plug 3.5mm Stereo

Paket Penjualan dan Aksesoris
dBe sedikit tampil beda dalam hal packing, biasanya earbud murah packingnya berupa plastik, dBe membungkus PR10 rev II ini dengan kotak karton putih. Tidak lupa ada sepasang foam di dalamnya.
Packing karton seperti ini sedikit banyak meninggalkan kesan "murahan" dan lebih serius. Namun kotak dan aksesoris ini masih kalah jika dibanding dengan PR10 rev I yang dapat pouch dan kotak yang lebih besar
Yap, ada sedikit penurunan dari PR10 rev I dalam hal packing dan aksesoris

Desain, Build Quality, dan Kenyamanan
Jika pada PR10 rev I banyak yang mengeluhkan earbudnya mudah lepas (harus selalu pakai busa), hal seperti ini tidak terjadi lagi di PR10 rev II. Tanpa busa pun, di telinga saya PR10 rev II ini lebih stabil dan tidak mudah lepas, namun demi kestabilan terbaik saya sarankan pakai saja busanya.
Diameter earbud PR10 rev II ini pas di telinga saya yang besar namun di telinga kecil mungkin akan terasa sedikit kebesaran. Overall kenyamanan baik, memang sih tidak senyaman earbud berdiameter kecil macam yuin PK3.

Bicara desain, ini yang menurut saya agak mengecewakan. Jika lihat PR10 rev II, saya yakin Anda tidak akan asing dengan bentuk tersebut. Bentuk sejuta umat, banyak dipakai earbud-earbud murahan dan earbud bawaan handphone china yang suaranya payah sekali. Namun saya yakin kok kalau bicara kualitas suara, dBe tidak akan mengecewakan meski chasingnya sama.
Agar membedakan dengan earbud murahan lainnya, dBe memberikan chrome pada punggung earbud, melengkapi warna utama hitam glossy. Namun hal ini tetap tidak menolong kesan "earbud sejuta umat" yang terlanjur menempel.



Beralih ke build, PR10 rev II ini pun terbilang baik, saya tidak menemukan ketidakrapihan pada potongan dan sambungan plastiknya. Bahan plastiknya pun terasa cukup tebal jika dibandingkan dengan earbud sejenis. Model boleh mainstream, namun milik PR10 rev II ini lebih berkualitas.
Kabel PR10 rev II ini tercatat cukup tebal, dengan coating yang "bouncy" yang membuatnya gampang terlihat kusut dan keriting, tidak lurus lemas. Jacknya sendiri sudah gold plated, dengan bentuk straight plug.
Secara keseluruhan, dBe sudah melakukan hal yang baik pada earbud low end ini, setidaknya kenyamanan dan buildnya bagus, terasa nyaman dan bahannya tidak murahan. Soal desain, itu relatif pada setiap orang.

Suara
Seperti biasa, earbud ini sudah saya burn-in 50 jam lebih (sekarang sudah 100 jam)
Source yang digunakan :
- Laptop lenovo G460, windows 8
- foobar2000 player
- handphone galaxy SII

General character dBe PR10 rev II menurut subjektivitas saya :

Low
Frekuensi low dapat jatah banyak, bass terasa besar dan tebal, impact bass cenderung agak lebar dan kurang fokus. Efek dari karakter seperti ini sudah bisa ditebak, agak keteteran untuk nyetel lagu yang butuh kecepatan misalnya genre metal. Untungnya bass cukup terkontrol, saya tidak menemukan respon low freq yang berlebihan luber sampai menutupi midrange, semua masih pada tempat dan porsinya. Cocoknya untuk musik yang slow-slow smooth nih.

Mid
Nuansa warm dan tebal sangat kental di sini. Vokal terasa sedikit laidback, tebal berbobot dan smooth tanpa sibilance sedikitpun. Kombinasi warmness dan tebal membuat vokal terasa nikmat, alunannya emosional sekali, cocok untuk dinikmati sambil bersantai.
Sayangnya untuk nyetel akustik, terasa terlalu warm dan centrengan senar kurang sharp.

High
Jika PR10 rev I cenderung bright, maka PR10 rev II ini sebaliknya. High cenderung irit, kuantitasnya tidak banyak. Suara-suara simbal seperti terasa jauh di belakang, "cis cis cis" doang kurang crisp. Untungnya sih tetap terdengar clear dan smooth. Saya merasa high agak tertahan, tidak lepas.

Separasi, soundstage, detail
Separasi menurut saya standar, instrumen sudah terasa terpisah satu sama lain meski masih sedikit kurang tegas. Setidaknya low-mid-high tidak terasa bercampur.
Soundstage width dan height terasa average, tidak luas-luas amat. Yang cukup baik adalah depth, kesan jarak antarinstrumen yang diciptakan terasa bagus untuk earbud kelas <Rp 100.000, terasa mana instrumen yang dekat dan yang jauh dengan kita.
Bicara detail yaa cukup lah, detil kecil kerap hilang dan hanya sayup-sayup kecil di belakang, namun detil yang dibutuhkan untuk kenikmatan bermusik sudah cukup lah.

Genre
PR10 rev II ini cocok untuk lagu-lagu yang smooth, tidak brutal, dan tidak terlalu ngebeat.
PR10 rev II paling apik dalam menampilkan genre pop dan jazz (beserta turunannya).
Untuk rock dan metal (beserta turunan dan modifikasinya) saya sama sekali tidak merekomendasikan earbud ini.
Akustik masih acceptable, terasa kurang sharp sih centrengannya namun kesan clear dan memiliki bobot dalam tiap petikannya patut diapresiasi.
Electro Dance Music so-so lah, bass memang cukup besar dan tebal, namun attacknya terlalu lembut sehingga kadang kurang energik.

Kesimpulan
dBe PR10 rev II, sebuah revisi luar dalam dari generasi awal PR10. Baik desain hingga suara berubah semua.
Kekuatan utama PR10 rev II ini adalah di mid dan vokal yang terasa tebal dan berbobot, membuat lagu-lagu terutama genre pop dan vokal terasa sangat menyenangkan. Kuantitas bass yang cukup besar pun biasanya menjadi idola pasar low-end, meski attacknya terlalu lembut sehingga kurang cocok untuk musik yang energik dan cepat. Kuantitas high yang sedikit memberi kesan "mendem" pada awalnya, namun setelah burn-in menjadi tidak terlalu ngumpet meski di beberapa lagu dan recording masih terasa kurang cring.

Menilik harganya, PR10 rev II ini pantas untuk dimiliki, khususnya Anda pecinta pop dan vokal

Plus
+ Keseluruhan suara terasa tebal berbobot terutama di mid dan vokal, tidak banyak earbud <Rp 100.000 yang bisa begini.
+ Kesan depth terasa baik di kelasnya

Minus
- Kuantitas high kurang, terkadang terasa overwarm
- Desain "sejuta umat"

Should I buy this? Jika Anda pecinta suara warm dan kesulitan menemukan Zune V2, PR10 rev II ini bisa menjadi alternatif

15 June 2014

REVIEW Basic IE800HD dual dynamic driver

Basic, perusahaan yang dulunya banyak bermain di aksesoris IT tahun 2010 dan sekarang mulai merambah dunia audio. Sudah banyak sih produknya, mulai dari IEM (In Ear Monitor), earbud, hingga DAP (Digital/Dedicated Audio Player). Untuk IEM/earbud, basic masih bermain di kelas <200rb, sedangkan untuk DAP bermain di <500rb.
Kini basic mencoba melangkah lebih jauh, dengan meluncurkan IEM basic IE800HD. Mengusung dual dynamic driver dengan harga hanya Rp 250.000 (Juni 2014), ini sebuah kejutan yang sangat menarik untuk dinanti.
Terimakasih yang sebesar-besarnya pada pihak basic melalui Anton Tan yang sudah memberikan unit IE800HD ini untuk direview. Seperti apa performanya?

Packing and Accessories
Karena ini adalah demo unit, saya dikirimi paket loosepack alias hanya mendapat IEMnya saja, tidak dengan dus dan aksesoris. Akan saya update bila sudah ada informasi resmi dari pihak basicnya.

Design, Buid Quality, and Comfort
Secara estetika IE800HD ini terlihat elegan, dengan desain yang tidak banyak pernak-pernik "childish" dengan pilihan warna metal gelap. Build qualitynya terlihat mantap, housing terbuat dari metal yang sangat rigid, berasa bukan IEM Rp 250.000.
Saya suka desain airventnya. Sebenarnya lubang airventnya kecil, namun diberi kassa yang lebar sehingga terlihat keren
Bicara size, IE800HD ini terbilang raksasa di kelasnya, badannya besar dan juga panjang, untuk mengakomodasi dua driver dynamic nya. Silakan lihat perbandingannya di bawah, ada perbandingan dengan IEM moxpad X3 dan Sony MH1
Kabel IE800HD ini bentuknya pipih, favoprit anak muda zaman sekarang, katanya sih jadi tidak mudah kusut. Sialnya, kabel model pipih ini sangat-sangat microphonic, ketika dipakai sambil bergerak akan muncul suara gerakan gesekan kabel dengan baju di telinga kita yang sangat mengganggu. Untungnya basic seolah sadar akan hal tersebut, dan memberi shirt clip agar kabel tidak terlalu berisik ketika digunakan. NICE!

Jacknya straight plug dan sudah gold plated

Bicara kenyamanan, inilah yang paling fatal dari IE800HD. Di telinga saya, sulit sekali mendapatkan fitting dan seal yang sempurna, butuh waktu lama agar mendapat kenyamanan, dan itupun tidak nyaman-nyaman banget. 
Ketika saya beri ke 10 orang lain untuk mencoba, 80% berpendapat sama, sulit untuk mendapat fitting yang nyaman. Penyebabnya adalah housing besar namun tidak disiasati dengan posisi dan panjang nozzle yang sesuai, ditambah bahan karet tipsnya kurang lembut di telinga.

Suara
Ini dia yang ditunggu-tunggu, harga murah namun sudah dualdriver? Apakah suaranya akan sangat mantap?
Setup untuk review :
- laptop lenovo G460 windows 8 pro
- DAC centrance dacport, ASIO out
- foobar2000 music player
- lagu yang digunakan lossless semua (WAV/FLAC)
- berbagai tips silicon koleksi saya, agar mendapat fitting terbaik
- Sudah burn-in 50 jam

General character basic IE800HD menurut subjektivitas saya :


Bass
Bass IE800HD terasa tight sekali, banyak main di midbass dengan power impact yang sangat kuat namun tidak sampai berlebihan. [update]Kuantitas bass sangat bergantung pada fitting dan seal dari eartips. Disini letak masalahnya, karena tidak sedikit orang yang merasa kesulitan mendapat fitting dan seal yang enak pada IE800 ketika menggunakan tips bawaan, sehingga impresi bisa berbeda.
Low bass terasa kurang berisi, sehingga kesannya bass ini kurang empuk dan kurang "bulat". Sisi positif dari bass yang tight dengan impact yang kuat adalah sangat mumpuni untuk menyetel lagu-lagu keras seperti rock dan metal, gebukan dobel pedalnya mantap, tidak terasa keteteran, batas gebukannya jelas dan tegas. Bagaimana dengan EDM (electro dance music)? Secara kuantitas sih iya, mumpuni banget, sayang getaran low bass masih agak kurang.

Ada satu poin unik dari bass, yaitu secara cerdas bisa mengatur kuantitas bass. Ketika menyetel lagu dengan bass powerful, IE800HD akan memberi bass dengan power yang kuat. Namun ketika menyetel lagu yang butuh bass kuantitas sedikit, bass akan muncul sedikit, seadanya, dan sangat terkontrol. Tidak terasa overpower. NICE!

Mid
Mid dan vokal enak, tidak banyak komentar, Kualitas mid dan vokal tidak superb, namun saya sudah merasa sangat bisa menikmati.
Karakter V-shaped membuat mid dan vokal agak sedikit di belakang bass dan treble, namun pada IE800HD ini mid dan vokal tidak tenggelam jauh di bawah seperti Meelectronic M6. Presensi mid dan vokal jelas dan tegas, tidak tertutup bass, tidak ada sibilance di vokal.

Treble
Treble pada IE800HD ini terasa crisp dan sparkling, kuantitas high berimbang dengan bass, sehingga samasekali tidak terasa mendem. Kesan airy cukup, tidak terasa terkungkung.
Saya tidak merasa treble bersuara kasar, meski cukup agresif namun masih terasa cukup lembut di telinga saya, tidak ada suara menyakitkan.

Separasi
Sudah cukup bagus, low-mid-high tidak bertumpuk, begitupun pemisahan instrumen terasa baik dan tegas

Staging
Medium, tidak terlalu luas. Padahal saya berharap soundstagenya bisa sangat luas mengingat ini dual driver. Setidaknya positioningnya sudah cukup bagus, tidak berkumpul di tengah semua.

Detail
Detailnya bagus, untuk harga 250rb saya bilang bagus. Terasa detail kecil-kecilnya

Genre
IE800HD ini enak untuk genre yang butuh bass cepat, tight, namun powernya kuat, misalnya rock, metal, heavy, dan yang sejenisnya.
Untuk  musik jazz dan yang mirip-mirip juga bagus.
Akustik terasa mantap, jernih sekali centrengan senarnya.
Classic/orchestra/instrumental cukup lah, soundstage yang tidak begitu luas agak merusak suasana. Namun tidak terlalu masalah.
Pop/kpop/EDM (electro dance music) mantap, namun bagi saya pribadi low bassnya kurang bulat sehingga kurang fun. Namun masih asyik kok.

So, bisa dibilang IE800HD ini sangat allrounder, bersahabat dengan banyak genre, sesuai dengan tagline "yinyang" yang artinya keseimbangan

Kesimpulan
Secara keseluruhan, performa IE800HD ini bagus, tidak ada komplain berarti dari segi suara. Komplain justru datang dari segi fitting dan kenyamanan, di mana cukup sulit untuk mendapat posisi yang nyaman untuk mendengarkan. Tidak heran apabila ada review yang berbeda-beda tentang IE800HD ini, karena fitting dan seal itu sangat krusial bagi sebuah IEM.
Karakter V-shaped cenderung banyak disukai pasar low end karena mudah diterima banyak orang. Bersahabat dengan banyak genre adalah kekuatan IE800HD lainnya dalam merebut pasar IEM kisaran Rp 250.000

Plus
1. bisa menghandle banyak genre musik
2. kontrol bass bagus, ketika butuh bass besar akan keluar bass yang bertenaga, ketika butuh bass kecil maka bass akan sangat terkontrol dan tidak meleber
3. detailnya lumayan bagus

Minus
1. soundstage kurang luas, apalagi dengan iming-iming dual driver
2. fitting dan kenyamanan, sulit mencari posisi yang nyaman saat mendengarkan. Cukup fatal untuk sebuah IEM

Update
karena banyak pertanyaan berulang, maka saya akan buat FAQ. Tolong cek dulu apakah pertanyaan Anda sudah ada di sini :
Q : Apakah IE800HD ini basshead?
A : Bisa iya bisa tidak, IE800HD ini pada dasarnya balance, dengan bass yang tight tapi impactnya bagus. Dengan source tertentu, bass IE800HD ini bisa improve signifikan. Dan juga IE800HD ini cerdas, seperti tahu kapan bass harus besar menghantam dan kapan harus kecil (baca lagi review bagian bass), makanya di lagu tertentu bassnya bisa terasa kuat, namun di lagu lainnya seperti bersembunyi.

Q : Apakah mirip dengan shure SE215 atau ATH IM50?
A : menurut saya tidak, sama sekali tidak, malah di beberapa sisi terasa saling bertolak belakang Perbandingannya :
Bass -> IM50 dan SE215 lowbassnya berisi, IE800HD sebaliknya, cenderung kurang lowbassnya.
Mid -> vokal SE215 tebal dan forward, IM50 dan IE800 agak tipis. IE800 lebih laidback dari IM50
High -> IM50 dan SE215 smooth, kurang sparkling, IE800HD sebaliknya, cenderung sparkling dan lebih agresif
Soundstage -> IM50 dan SE215 luas, IE800HD sebaliknya, hanya average

Q : Worth for Rp 250.000
A : YES, no doubt

Q : bisa setara/mengalahkan IEM yang harganya lebih Rp 300.000?
A : menurut saya kurang bisa bersaing dengan IEM yang lebih Rp 300.000

Q : saingan terdekat dari segi harga dan kualitas?
A : dBe PR18, edifier H280, phrodi M201 (masih banyak yg tidak bisa disebutkan satu per satu)

Q : saingan terdekat dari segi karakter suara?
A : Paling mendekati adalah edifier H280, itupun tidak se-tight IE800HD. Selain itu ada phrodi M201.

Q : kenapa unit yang direview sama, tapi hasil reviewnya bisa berbeda?
A : Ada beberapa faktor
1. Bias reviewer. Inilah faktor yang paling berpengaruh. Setiap reviewer punya bias tersendiri, punya kriteria dan kecenderungan senang terhadap suara tertentu yang berakibat pada standar yang berbeda-beda dalam menetapkan suatu suara itu dibilang bagus/tidak. Maka dari itu hasilnya mungkin sedikit berbeda, namun garis besarnya pasti mirip.
2. Fitting, isolasi, dan kenyamanan. Faktor yang tidak bisa dianggap remeh. Untuk IEM jika fitting dan isolasi tidak bagus, maka suara pun tidak maksimal. Jika kenyamanan buruk, tentu mempengaruhi secara psikologis ketika sedang menulis review.
3. Source component. Faktor yang tidak kalah menentukan. Tiap source component (DAP, DAC, amplifier) memberikan kolorasi yang berbeda-beda. Maka dari itu ada baiknya menggunakan source dengan kolorasi seminim mungkin agar yang terdengar adalah karakter dasar dari item yang direview, tanpa bumbu berlebihan dari source component.
Itulah alasan mengapa saya di awal review selalu mencantumkan source component saya seperti apa.

Should I buy this? Jika Anda suka suara V-shaped, dengan impact bass tight namun pukulannya kuat, silakan dicoba. Namun pastikan Anda mendapatkan fitting dan isolasi yang baik

13 June 2014

REVIEW Sony E9LP earbud

Sony, sebuah merk besar "premium" dengan gelontoran produk audionya yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Namun, apa jadinya jika Sony mengeluarkan earbud yang sangat murah untuk sebuah merk sony, yaitu hanya Rp 100.000 (Juni 2014)? Apakah kualitasnya tetap membanggakan? Mari kita bahas

Features
- high quality 13,6mm neodymium magnet driver
- super-light earbud design
- dynamic open air

Packing and Accessories
Packing simpel sekali, plastik mika transparan dengan warna menyesuaikan dengan warna earbudnya, kalau earbudnya hitam maka packingnya juga hitam. Bentuknya ramping memanjang seperti tabung. Cukup stylish dan cantik dipandang.

Mari kita buka isinya
Ada earbud Sony E9LP, sepasang foam, dan secarik kertas panduan dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Standar lah.

Design, Build Quality, and Comfort
Sony menempatkan E9LP untuk kaum muda, terlihat dari desainnya yang fresh, dinamis, banyak lekuk membulat, serta sentuhan glossy warna-warni. Saya memilih warna hitam karena tidak suka warna mencolok.
Seluruh badan earbud terbuat dari plastik dengan kualitas bagus, tidak ada celah menganga dan ketidakrapihan finishing. Meski dihargai murah, tentu Sony tidak mau gegabah dengan memberikan build murahan juga.

Ukuran E9LP ini terbilang kecil, lebih kecil dari earbud yang banyak beredar.
Imbas positif dari desain kecil ini adalah kenyamanan, di mana diameter earbud yang kecil membuat telinga tidak cepat sakit. Sayangnya, karena sangat kecil, E9LP sangat-sangat mudah lepas dari telinga. Anda wajib menggunakan foam yang disertakan dalam paket penjualan.

Jack bentuknya L, sayang sekali belum gold plated, hanya nickel plated. Profil jack kecil ramping, bagi Anda yang gemar menggunakan case tambahan pada gadget, E9LP ini tidak akan merepotkan karena tidak akan mentok ke case.

Suara
Sony E9LP ini sudah saya burn-in 50 jam.
Setup yang digunakan :
- Laptop lenovo G460, windows 8
- DAC centrance dacport
- foobar2000 music player

General character Sony E9LP menurut subjektivitas saya :

Low
Bass yang disajikan kuantitasnya kecil dan sangat tight, impactnya pun kurang kuat. Bahasa kerennya "lack of bass". Diperparah dengan earbud yang mudah lepas dari telinga, kuantitas bass semakin memprihatinkan.
Bass lebih banyak main di midbass, low bassnya kopong. Speed bass cepat, sangat bisa diandalkan dalam membawakan gebukan cepat dobel pedal.
Beruntunglah bagi Anda yang gemar mendengarkan detail gitar bass, karena gitar bass kini tidak terganggu oleh gebukan drum.

Mid
Mid dan vokal forward dan sangat dominan dibanding frekuensi lainnya. Vokal terasa dekat sekali dengan telinga, sangat menonjol, dan seperti "mengigit" telinga. Lack of warmness and sweetness, namun forwardness yang diberikan memberikan sensasi menusuk jiwa yang sangat menyenangkan. Terasa geli-geli ketika kecapan vokalis seperti membisik langsung di samping telinga kita. Hebatnya, tidak ada sibilance samasekali.
Suara-suara alat musik seperti saxophone, biola, dan piano terdengar sangat jernih dan natural. Khusus saxophone, terasa hembusan udara dan lengkingannya menusuk jiwa.

High
Kuantitas high terbilang banyak, mengimbangi porsi mid. High terasa sangat airy dan extend, suara simbal terasa lepas dan crash simbalnya terdengar crisp. Begitupun dengan centrengan senar gitar akustik, terasa sharp, kaya akan detail, dan menusuk jiwa.
Tidak ada peak-peak tajam, meski pada volume tinggi sekalipun.

Separasi, Soundstage, Clarity and Detail
Separasi terbilang baik, tidak ada yang lengket-lengket, separasi low-mid-high terasa sekali. Begitupun pemisahan instrumen, terasa saling lepas. Sangat terbantu oleh clarity yang aduhai sekali, terasa bening sekali.
Soundstage terasa cukup luas, hanya berasa wide sedangkan height tidak terlalu berasa, singkatnya hanya 2D. Namun placing instrumen sudah baik, terasa menyebar di depan kita.
Detail pada mid dan high terbilang baik sekali, sayang detail pada bass banyak yang hilang terutama low bass.

Genre
Asalkan bukan genre bassheavy, E9LP siap melayani Anda. Mulai dari jazz, rock, metal, akustik, orchestra, hajar semua!
Pecinta EDM (electro dance music) dan KPOP mungkin sebaiknya tidak melirik E9LP

Kesimpulan
Sony berani mengambil langkah antimainstream. Ketika pasar low end cenderung suka yang bassnya besar, Sony menghadirkan earbud yang mid dan highnya dominan dengan kualitas baik. Suara sebening kristal dan kaya akan detail terutama di mid dan high juga menjadi keunggulan E9LP.
Bass seolah-olah hanya sebagai "pelengkap" saja, dengan kuantitas yang kecil dan sangat tight.
Lack of bass ini jugalah yang membuat E9LP terlempar dari persaingan "allrounder earbud".

Plus
+ Mid dan high baik sekali
+ Clarity mantap
+ Kaya akan detail terutama detail di mid dan high

Minus
- Mudah lepas dari telinga
- Impact bass kurang bertenaga

Should I buy this? Try cowon EX2 first. Namun jika memang Anda suka karakter bright dan tidak suka bass yang banyak, E9LP ini boleh dijajal

01 June 2014

REVIEW tube 12AU7 : GE 1950 D getter horsehoe vs electroharmonix vs telefunken smooth plate

Kayaknya lapak ini diedit aja ah, jadi impresi beberapa tube. Hehehe
Setelah sebelumnya saya akrab dengan tube GE 1960 horsehoe dan electroharmonix, sekarang datang lagi tube telefunken smooth plate.
Kiri : GE 1950 horsehoe, kanan electroharmonix

Edit : Setelah bertanya ke orang yg lebih berpengalaman plus sumber lainnya, GE yg sama pakai adalah GE mid 1950 D getter gray plate, bukan GE 1960

Telefunken smooth plate

Noise
Bicara tube maka jangan lupakan noise, karena sejauh ini saya belum menemukan tube yang bisa 100% deadsilent seperti ampli solidstate.
Noise yang ditimbulkan GE horsehoe lebih besar cukup signifikan dibanding electroharmonix maupun telefunken smooth plate, saat idle terdengar dengungan dan noise-noise lain yang cukup kuat namun tidak sampai mengganggu kalau lagu sudah berputar. Sangat terdengar ketika jeda antarlagu saat didengarkan di kondisi sunyi.
Electroharmonix memberikan noise yang sangat sedikit, hampir tidak terdengar jika tidak sengaja dicari-cari.
Sementara telefunken berada di tengah-tengah, noisenya lebih besar dari electroharmonix namun lebih kecil dari GE, dan hanya terdengar jika volume ampli melewati jarum jam 10.

Low
GE horsehoe memberi low yang tebal dan berbobot, tekstur bagus, signifikan bila dibanding colok dacport langsung. GE horsehoe juga memberi bass yang paling cepat dan lincah dibanding kontestan tube lainnya.
Telefunken tipikal bassnya mirip dengan GE horsehoe, body bass mirip, hanya dia tidak selincah GE horsehoe alias cenderung agak lambat. Impactnya kalah tipis dibanding GE.
Di lain sisi electroharmonix beda sendiri, lownya tidak tebal. Bassnya paling tight dan clean dibanding GE maupun telefunken. Namun bassnya tidak selincah GE, meski masih lebih lincah dari telefunken.

Mid dan vokal
Vokal pada GE horsehoe terdengar warm, forward dan tebal. Vokal pada Electroharmonix terdengar agak plain, masih add warmness khas tube pada vokal bila dibanding dacport namun terasa kurang gregetnya bila dibandingkan dengan GE. Keunggulan Electroharmonix, midrange dan vokal terasa lebih "open" dan "bersih" dibanding GE yang kadang seperti "tertahan"

Loh di mana telefunken smooth plate? Bisa dibilang telefunken smooth plate adalah gabungan dari keduanya. Vokal forward, tebal banget (lebih tebal dari GE), supersweet dibanding semua tube yang dipertandingkan tanpa meninggalkan kesan "terhatan" seperti GE horsehoe. Pertama colok telefunken smooth plate, langsung terasa sekali vokal yang jauh lebih tebal dan liquid dibanding Electroharmonix maupun GE. Telefunken smooth plate juga memberi background yang lebih hening, suara-suara instrumen terasa lebih jelas.

High
GE memberi high yang cenderung smooth, tidak begitu sparkling maupun crisp. Highnya telefunken smooth plate adalah GE horsehoe versi lebih detail dan sparkling.
High Electroharmonix terasa paling extend, crisp, dan sparkling dibanding dua lawannya. Namun Electroharmonix cenderung kurang berbobot, terutama di suara-suara simbal yang kurang bertekstur

Separasi
GE horsehoe dan Telefunken smooth plate memberikan separasi yang apik, di tengah soundsignaturenya yang warm terdengar pemisahan instrumen yang sangat rapi dan tidak menumpuk.
EH juga memberikan separsi yang sama apiknya, namun sedikit kurang rapi bila dibandingkan dengan GE ataupun telefunken.

Soundstage
Bicara lebar, yang terasa paling lebar adalah Electroharmonix, diikuti telefunken smooth plate, dan terakhir GE horsehoe. Bicara depth, paling bagus adalah telefunken smooth plate, diikuti GE dan terakhir Electroharmonix.
Secara keseluruhan, Telefunken smooth plate memberi soundstage yang paling bagus, berimbang antara width dan depth, sehingga memberi imajinasi ruangan yang lebih baik.

Detail
GE horsehoe dan Telefunken smooth plate memiliki detail yang oke, baik itu di low, mid, ataupun high. Electroharmonix sedikit dibawah keduanya, namun tidak signifikan.

Kesimpulan
Electroharmonix memiliki soundsig yang paling berbeda, tidak terlalu melow dan tebal seperti dua tube lainnya. Dibanding keluaran dari dacport, bisa dibilang Electroharmonix hanya sedikit menambah warmth pada vokal. Cocok bagi Anda yang ingin sedikit sensasi "tubey" namun tidak ingin terlalu melow

GE horsehoe memiliki soundsig yang warm and smooth, good bass impact dan detail. Vokal lumayan tebal dan sweet. High cenderung smooth dan kurang sparkling

Telefunken memberikan karakter vokal yang sangat tebal dan sangat sweet, background yang hening, high punya cukup sparkling, dan bass yang tebal plus kurang lincah

Posisi GE horsehoe menjadi sedikit terjepit kali ini, karena pendamba karakter sweet, tebal, dan melow saya rasa telefunken smooth plate jauh lebih baik. Dan pendamba karakter tube yang flat, bersih, dan tidak terlalu melow saya rasa akan beralih ke Electroharmonix