01 September 2014

[SHORT REVIEW] ISK AT2000 dan ISK AT3000

Short review?
Yap, biasanya barang yang saya review didapat dengan membeli sendiri atau dipinjami selama beberapa waktu sehingga saya bisa memberi penilaian sedetil mungkin sampai ke desain dan build. Namun kali ini karena barang bukan punya saya, jadi saya akan menitikberatkan review pada suaranya dibanding sisi lainnya.

Sudah lama rasanya kita tidak melihat headphone circumaural (fullsize) kisaran Rp 300.000 yang kualitasnya top. Dulu sih ada jajaran superlux, namun sejak menggilanya dollar maka menggila pula harganya bahkan sampai melambung diatas Rp 500.000.
Namun kini muncul ISK, sebenarnya bukan pemain baru sih. Karena segmen dia lebih sering ke studio monitoring/recording, maka gaungnya kurang terdengar di kalangan pecinta headphone musik.
Terimakasih untuk mas Sandya Maulana atas ISK AT2000nya, dan mas Ryan Anugrah atas AT2000 dan AT3000nya.

ISK AT2000 dihargai Rp 250.000, sedangkan AT3000 dihargai Rp 350.000. Harga dipantau pada September 2014. Menarik sekali bukan?

Desain, Build Quality, dan Kenyamanan

ISK AT2000
Bentuknya sekilas sangat dekat dengan Superlux HD661. Seluruh body terbuat dari bahan plastik yang cukup tebal dan kokoh, tidak ada suara crack ketika digunakan. ISK AT2000 hanya memberikan satu pilihan warna yaitu hitam. Pad berbahan pleathernya berbentuk oval dengan ukuran yang pas-pasan, sehingga bagi Anda yang bertelinga agak besar jika menggunakan AT2000 dalam jangka waktu yang lama akan terasa panas.

ISK AT3000
Bentuknya sekilas sangat mirip dengan superlux HD681 series. Sama seperti AT2000, seluruh body terbuat dari plastik yang cukup kokoh dan hanya ada pilihan warna hitam. Perbedaannya adalah, AT3000 menggunakan pad berbentuk lingkaran dengan diameter yang sedikit lebih lebar, sehingga lebih nyaman digunakan berlama-lama dibandingkan dengan AT2000.

Suara
Seperti biasa, saya mengandalkan laptop dan DAC centrance dacport dalam sebagian besar review yang saya tulis. Begitupun dengan ISK AT2000 dan AT3000 ini. Oh ya, mereka relatif enteng didrive, tidak butuh amplifier yang powerfull agar bersuara nyaring.
ISK AT2000
ISK AT2000 memiliki suara yang warm, relatif flat dengan sedikit emphasis di low frequency. Namun emphasis di low ini tidak serta merta menjadikan AT2000 sebagai headphone yang basshead atau overcoloured.
Bass memiliki kuantitas yang cukup besar dan sangat berkualitas, dimana punch impactnya baik sekali, sangat terkontrol, rapi, dan tidak beleberan. Diajak menyetel musik bertempo cepat pun tidak terasa keteteran.
Midrange dan vokal terdengar bersih dan lepas, cenderung flat, kurang sweet dan emosional. Sepertinya AT2000 lebih mengedepankan akurasi suara ketimbang kolorasi yang membuat vokal terasa sweet. Tidak ada kesan kasar dan sibilance disini, semua terasa smooth.
Treble terasa cukup sparkling namun dalam kadar yang pas, sama sekali tidak terasa tajam dan overbright. Detail-detail kecil sangat terasa disini, seperti pukulan simbal yang terasa real bertekstur.
Soundstage terasa biasa saja, tidak terlalu luas namun tidak terlalu sempit juga. Imagingnya baik, meski tidak luas namun terasa sekali darimana arah datangnya suara. Separasi pada awalnya terasa agak bertumpuk, namun jika sudah burn-in diatas 50 jam maka tidak terasa bertumpuk lagi. Detail terbilang oke, tidak ada komentar disini, detail-detail kecil mudah tertangkap.

ISK AT3000
ISK AT3000 sebenarnya memiliki sound signature yang mirip dengan ISK AT2000. Namun dengan harga yang terpaut Rp 100.000, ISK AT3000 memberi beberapa peningkatan dibanding ISK AT2000.
Pertama, respon frekuensi AT3000 terasa lebih flat, tidak terasa ada emphasis pada low frequency seperti pad AT2000. Bass pada AT3000 terasa lebih tight, kuantitas tidak sebanyak AT2000, namun impactnya masih terasa oke. Kualitasnya meningkat, dimana bass terasa lebih terkontrol dan detil.
Kedua, soundstage yang lebih megah. Lebih terasa width dan depthnya. Imaging instrumen lebih terasa jelas di AT3000.
Ketiga, separasi dan detail yang lebih baik. Sekarang semua instrumen terasa saling lepas dengan detail yang baik sekali di kelas harganya.
Selain ketiga hal tersebut, saya rasa AT3000 memiliki karakter yang mirip dengan AT2000. Midrange dan vokal bersih dan open namun tidak sweet, serta high memiliki sparling yang cukup dan tidak terasa tajam atau overbright.

[UPDATE] Amplifying?
Pada setiap test saya selalu menggunakan source sejujur mungkin, yang sangat minim kolorasi. Bagaimana jadinya jika AT2000 dan AT3000 ini diberi amplifier tambahan?
Amplifier yang saya coba gunakan :
- fiio E6 (basshead amp)
- bengkel macro V4 MK II (menambah kuantitas high, low dan mid lebih rapi, soundstage wide)
- Moeny (warm, sweet, wide soundstage, very good separation)
- Bravo ocean (very warm, very sweet, smooth high)

Menggunakan fiio E6 membuat AT2000 terasa berlebihan bassnya, menjadi lebih boomy. Pada AT3000 responnya lebih baik, bass lebih berisi tanpa ada rasa berlebihan dan bleberan. Memang kondisi standarnya AT3000 bassnya lebih tight.

Lain halnya ketika menggunakan bengkel macro V4 MK II, AT2000 yang asalnya soundstagenya tidak luas menjadi lebih luas, terasa lebih melebar dengan positioning yang lebih oke. High terasa lebih lepas, sedikit lebih bright highnya tapi tidak menjadi tajam, justru menjadi lebih rapi sparknya. Pada AT3000 pun demikian, high terasa lebih sparkling dan rapi tapi tidak membuat tajam, soundstage hanya sedikit melebar tidak seimprove AT2000. Detil kecil menjadi sangat mudah ditangkap.

Bagaimana dengan amplifier  moeny, yang warm and sweet? Moeny memberikan improvement yang oke sekali bagi AT3000. Midrange terasa menjadi lush and sweet, beda dengan colok langsung dacport yang cenderung rata. Soundstage lebih berbentuk, lebih terasa 3D dan imajinasi tata letak instrumen semakin bagus. Pada AT2000 pun sama, memberi kesan sweet namun improvementnya tidak seWOW pada AT3000. Sinergi dengan AT3000 baik sekali.

Bravo ocean juga memberi improve yang baik pada AT3000, sweet mid semakin menjadi-jadi, high cenderung "soft" tanpa mengurangi kuantitasnya. Pada AT2000 malah terkesan agak mendem dan dull, menjadi terlalu warm. Saya pribadi kurang impresif jika kedua headphone ini diberi tube amplifier, berbeda dengan superlux atau takstar yang semakin menggila jika bertemu dengan tube..

So, kesimpulannya, AT3000 memberikan improvement yang oke sekali ketika ditambahkan amplifier, terutama jika bertemu dengan amplifier yang warm and sweet seperti moeny. Midrange menjadi indah, vokal lebih terasa emosinya. Sedangkan AT2000 lebih oke jika diberi amplifier yang improve di high dan soundstage, seperti bengkel macro V4 MK II.

vs Takstar HD2000?
Mungkin jika membahas headphone dibawah Rp 500.000, Anda akan langsung membawa takstar HD2000 sebagai benchmarker. Melihat kelas harga, AT3000 lah yang menjadi lawa sepadan, dimana AT3000 lebih murah Rp 100.000 dari takstar HD2000.
Sual suara, HD2000 unggul dalam hal-hal teknis, seperti detail yang jauh lebih yahud, dan soundstage+imaging yang lebih mantap. Akurasi posisi dan imaging HD2000 levelnya sudah diatas AT3000, sense of space pada HD2000 terasa lebih megah dan besar dibanding AT3000.
AT3000 unggul pada keseimbangan respon frekuensi, dimana from low to high komposisinya pas, tidak ada emphasis berlebihan. HD2000 terasa lebih bright dengan high yang agak peaky dan impact bass yang tipis, tidak se-empuk dan senendang AT3000.

Kesimpulan
Kedua seri ISK ini sangat layak masuk daftar belanja Anda yang mengidamkan headphone berkualitas dengan harga terjangkau.
ISK AT2000 dengan harga Rp 250.000 memberikan suara yang balance dengan sedikit emphasis di bass sehingga terasa lebih fun.
ISK AT3000 dengan harga Rp 350.000 memberikan suara yang sangat balance dari low hingga high, tidak ada emphasis berlebihan, serta soundstage yang lebih besar dan megah dibanding AT2000.

Keduanya sama-sama memiliki kelemahan di midrange dan vokal yang cenderung flat, kurang sweet. Pengecualian bagi AT3000, jika diberi amplifier yang warm and sweet midrange improve signifikan.
Bisa dimaklumi, mengingat headphone monitoring biasanya dituning agar lebih flat akurat dibanding sweet dan musikal.

Antara AT2000 dan AT3000, mana yang lebih worth to buy? Dua-duanya sangat wothed, beda Rp 100.000 sangat sepadan dengan peningkatan suara yang diberikan. So, silakan disesuaikan dengan budget Anda.