13 April 2014

REVIEW beyerdynamic DT250/250 (250 Ohm) original vs recable mod

Beyerdynamic DT250. Ada yang tahu? Salahsatu seri beyerdynamic yang underrated, tidak banyak yang tahu. Headphone ini keluaran 2010 dan sekarang sudah discontinue. Bersama DT770, DT880, T1, DT250 ini adalah beyerdynamic yang pembuatannya hanya dilakukan di Jerman, tidak di China. Tahun 2010, DT250 ini sempat nge-hype di beberapa forum audio, namun seiring berjalannya waktu dan discontinue, DT770 mengambil alih posisi DT250.
Pada review ini, saya akan membahas DT250 versi 250 ohm, dalam keadaan original maupun telah direcable dan reterminate. Kenapa harus dimodif? Anda akan tahu jawabannya nanti :)

Build Quality
Tidak seperti beyerdynamic terkini yang kekar kokoh, DT250 termasuk biasa saja. Plastik hitam dimana-mana, dengan kesan sangat low profile. Untungnya tidak ada suara crack ketika digunakan. Clamping tercatat mantap, mencengkram lembut namun stabil di kepala.
Bahan headband dan pad berlapis velour. Pad sendiri bentuknya circmaural, sayang tidak 100% melingkari telinga, masih ada bagian yang menempel di daun telinga yang membuat fatigue jika digunakan diatas 2 jam. Namun pad ini hitungannya masih nyaman, apalagi kalau dibandingkan dengan pad ATH M50. Bahkan pengguna ATH M50 sering mengganti pad nya dengan pad DT250 ini yang dijual bebas seharga Rp 250.000.


Kabel standar berbahan full copper, berbentuk spring (seperti kabel gagang telepon) dengan panjang 1,3m dan bisa melar hingga 3m. Jack standar adalah gold plated 3,5mm, dengan konverter ke jack 6,3mm bermekanisme ulir, sehingga Anda tidak bisa menggunakan konverter jack 6,3mm ini di sembarang headphone.
Kabel DT250 ini detachable, tapi sepertinya beyerdynamic agak takut, sehingga pada pin sambungan ke housing headphone ditambahkan sekrup lagi. Penambahan sekrup ini membuat Anda tidak bisa seenaknya melepas kabel, harus melepas sekrup dulu. Padahal tanpa sekrup sekalipun, pin lebih dari cukup untuk menjaga kabel tetap menancap dengan tepat. Pin sendiri propietary beyerdynamic, dimana tidak banyak dijual di pasaran. Konfigurasinya 1 left, 1 right, dan 2 ground, alias 4 strands.
Modifikasi yang saya lakukan adalah mengganti kabel dan jack ini, karena banyak yang mengeluhkan bottleneck performance dari DT250 karena kabel originalnya yang jelek. Saya mengganti dengan kabel silvercoated bella audio 1,5m, dengan jack oyaide rhodium. Pembuatan kabel dan jack ini menghabiskan dana Rp 480.000.
Kabel dibraid untuk mengurangi interferensi elektromagnet. Seluruh pengerjaan kabel ini saya serahkan pada mitra saya, om AtenXL. Pengerjaannya sangat rapi, tidak kalah dengan kabel branded sekalipun.

Suara
Setup yang digunakan :
Laptop Lenovo G460, windows 8.
Player foobar 2000
ASIO out
DAC menggunakan centrance dacport



Impresi mendetail
Bass
Bass DT250 kuantitasnya sedang, dengan impact yang sedang juga. Sudah disebutkan diatas, respon bass mengikuti lagu, jadi dia bisa menjadi cepat dan gesit (walaupun bukan yang tercepat dan tergesit) ataupun kalem namun impactfull. Yang disayangkan adalah bassnya ada cut off, alias terpotong di frekuensi yang sangat rendah. Efeknya, DT250 tidak bisa mengeluarkan getaran subbass.
After mod : yang paling terasa adalah bass bertambah rapi dan tight, ekor bass yang tidak perlu seperti dihilangkan, namun kuantitasnya tidak berkurang. Detail dan tekstur bass menjadi luar biasa, bass seperti ada layer-layernya. Subbass tetap tidak bisa dikeluarkan dengan baik.

Mid
Mid DT250 terasa pas di tengah, tidak forward maupun laidback. Mid terasa sangat smooth, vokal tidak intim namun terasa sekali emosinya. Tebal dan bobot vokal pas, tidak tipis maupun tebal. Sangat minim kolorasi, terasa sangat natural. Tarikan napas terasa cukup, begitupun dengan suara saxophone cukup tebal berbobot. Samasekali tidak sibilance dan suara tajam. Clarity dan detail masuk jajaran top notch di kelasnya.
After mod : Mid bertambah emosional, terutama di tarikan napas yang lebih terasa dekat dan emosional. Sama seperti bass, mid semakin jelas layer-layernya. Detail bertambah sangat signifikan, banyak suara yang sebelumnya terasa jauh di belakang kini menjadi dekat dan nyata.

High
DT250 memiliki high yang sangat smooth, presensinya sangat jelas, dan uncoloured. Suara simbal sangat real, apa adanya, tidak crisp berlebihan layaknya grado atau saudaranya, DT770/250 dan T1. Smooth namun tetap detail, tidak ada yang bersuara veiled. Tidak ada suara tajam. Tidak ada kekurangan detail. Tidak ada gejala cut off seperti di bass. Everything right.
After mod : high bertambah clear secara signifikan, sedikit lebih crisp namun tetap tidak muncul suara tajam. High menjadi benar-benar lepas, tidak seperti sebelumnya yang terdengar dekat. Kali ini terasa melayang jauh diatas.

Separasi, detail, soundstage
DT250 sebagai sebuah headphone monitoring, sudah selayaknya excellent dalam tiga aspek tersebut, dan DT250 melakukannya dengan baik. Separasi top, semua terpisah, serumit apapun instrumen semua terasa saling lepas namun tetap sangat koheren. Memang inilah keahlian beyerdynamic yang wajib diakui pabrikan lainnya, semua headphonenya terutama DT series, memiliki separasi juara satu di kelasnya. 
Detail juga mantap, bukan yang termantap, namun semua detail tampil natural. Semua gemerincing, semua gesekan, pokoknya semua microdetail terdengar namun dengan komposisi yang pas dan smooth, nyaman didengar tidak bikin capek.
Mungkin kelemahan terbesar DT250 adalah di soundstage, baik wide maupun depthnya terasa biasa saja, banyak yang bisa menyamai di kelasnya. Padahal DT series lainnya bisa dibilang selalu juara untuk urusan staging. Sisi baiknya, meski tidak terlalu luas, namun akurasi stagingnya bukan main-main, sangat baik dan jelas.
After mod : 3 aspek inilah yang peningkatannya gila-gilaan setelah dilakukan mod. Kenaikan pada 3 aspek ini membuat kesan real menjadi sangat terasa. Detail meningkat jauh, diiringi dengan soundstage yang meningkat drastis secara akurasi, sayang wide dan depth peningkatannya sedikit sekali. Penempatan dan penyebaran instrumen luar biasa rapi dan akurat, terasa darimana arah datang suara. Sekali lagi, pengaruh paling besar dari mod ini adalah kesan realnya. Sangat-sangat terasa..

Scalability and Availability
Scalability (kenaikan performa headphone jika diberi source yang mumpuni) DT250 ini relatif kecil, tidak butuh amplifier mahal untuk mendapat perfoma terbaik, padahal impedansinya 250 Ohm. DT250 pun terasa sangat forgiving, file MP3 terasa nyaman, tidak ada kesan tajam dan lifeless, namun tentu jika menggunakan file lossless suara akan meningkat jauh, terutama di placing dan kesan real.
Soal availability, headphone yang pada tahun 2010 ini dihargai Rp 3jt, sekarang bisa didapat secondnya seharga Rp 1,5jt. Berhadapan langsung dengan ATH M50, takstar pro 80, dan fostex T50RP.

Kesimpulan
DT250 ini membawa kesan sangat natural dan uncoloured. Perfect for monitoring. Biasanya headphone monitoring yang dipakai bermusik suaranya cenderung bikin kuping capek karena detail yang berlebihan dan suaranya yang kering. Tidak bagi DT250/250, detail tampil sesuai kebutuhan, dan suaranya smooth sekali, sehingga untuk musik sangat-sangat nyaman. Belum lagi kemampuan "bunglon"nya, membuat DT250 ini bisa melahap berbagai macam genre.
Mengganti kabel dan jack DT250 pengaruhnya signifikan, bahkan dibandingkan dengan gonta-ganti source, ganti kabel dan jack pengaruhnya lebih besar. Lebih baik habiskan dana untuk ganti kabel dan jack, baru cari DAC dan ampli mid-high end.
Dengan harga second 1,5jt, DT250 ini masih bisa berdiri gagah di tengah headphone baru seharga 1,5jt yang masih diproduksi.

Plus
+ Suara smooth dan sangat natural
+ kenyamanan memadai jika dibanding beberapa headphone seperti ATH M50, fostex T50RP, atau takstar pro 80
+ velour pad yang juga dijual terpisah
+ tidak perlu amplifier kelas bagus untuk mengeluarkan potensinya
+ sangat forgiving, file MP3 128kbps pun terdengar nyaman
+ genre musik luas, dan merupakan beyerdynamic terbaik untuk musik rock setelah T1

Minus
- Kualitas kabel bawaan buruk, wajib recable
- pad tidak 100% melingkari telinga, fatigue jika digunakan diatas 2 jam untuk yang berkuping lebar
- discontinue and rare
- staging kurang perfect

Should I buy this? Headphone ini pasti Anda temukan dalam kondisi second. akan terasa worth to buy jika harganya di bawah 1,5juta. Jika di atas itu? Pikir-pikir lagi, karena sekarang sudah bermunculan headphone yang lebih oke sound qualitynya

No comments:

Post a Comment