15 March 2014

REVIEW Objective O2 (JDSlab2) Headphone Amplifier

Headphone amplifier? Headphone kok pakai amplifier? Mungkin itu pertanyaan yang sering terucap dari mulut orang awam.
Amplifier dibutuhkan ketika power yang disajikan DAP tidak bisa mendrive headphone kita dengan baik. Kerap terjadi di headphone dengan impedansi diatas 80 ohm. Selain suara kecil, kualitas sang headphone tersebut pun jadi tidak maksimal kalau tanpa ampli.
Namun seiring berkembangnya zaman, ampli dipakai tidak hanya jika kekurangan power, namun juga untuk meningkatkan kualitas suara atau ingin mendapatkan karakter suara khusus.
Objective O2, sebuah amplifier yang didesain oleh nwavguy, dan diassembled (diproduksi massal dan didistribusikan) oleh jdslab dengan nama JDSlab2, menawarkan amplifier yang digadang-gadang memiliki kuailtas teknis terbaik di kelasnya, dengan banderol $129 (silakan dirupiahkan sendiri). Seperti apa itu?

Spesifikasi
Objective O2 adalah amplifier rancangan nwavguy, dimana penekanannya adalah kualitas teknis terbaik, semisal low noise, good dynamic range, low THD, dll.
Untuk spesifikasi, silakan berkunjung ke JDSlab dan nwavguy , karena sangat panjang.
Kit dan komponen amplifier ini dijual terpisah, so kita bisa merakit dan memodifikasi sendiri.

Fisik
Barang yang saya miliki adalah objective O2 rakitan sendiri, so ada perbedaan penampilan dengan buatan JDSlab, terutama di plate depan yang pakai mika. Namun seluruh komponen dan spesifikasi sama persis.
Dipromosikan sebagai portable amplifier, saya tidak sepenuhnya setuju, karena volume amplifier ini 10,8cm x 8cm x 2,95cm, bahkan sedikit lebih besar dari 6x ukuran galaxy S2 (galaxy S2 ditumpuk dengan formasi 3x2)! Sangat mengganggu di saku tentunya. Saya lebih suka amplifier ini disebut transportable.

Hal yang unik, seluruh port input output, power, gain selector, dan volume, semua ada di depan. Membuatnya menjadi penuh sesak ketika digunakan.
Sebuah desain yang agak aneh, mengingat saya juga baru pertama kali lihat ada amplifier yang semua portnya di depan. Bisa diliahat pada gambar, dari kiri ke kanan : power input, tombol power, 3,5mm headphone out, lampu power indicator, pengatur volume, pengatur gain, line input 3,5mm.

Objective O2 ini bisa bekerja dengan baterai 2x 9V atau dengan AC adaptor. Saya sendiri lebih memilih menggunakan AC adaptor, karena batre 9V mahal harganya. Sialnya, harga AC adaptor yang tidak disertakan dalam pembelian ini tidak kalah mahalnya, 200-300rb!
Jeroan O2 bisa dilihat pada gambar diatas. Terdapat ruang yang besar untuk baterai. Padahal dengan ukurannya yang sebesar ini, saya rasa lebih baik amplifier ini didesain jadi desktop amplifier saja, membuang space yang seharusnya untuk baterai, sehingga bisa mereduksi dimensi keseluruhan.

Seluruh op-amp yang digunakan sifatnya rollable, alias bisa cabut pasang tanpa menyolder ulang. Sebuah surga bagi yang suka otak-atik tentunya.

Suara
Berikut hardware yang saya gunakan dalam test ini :
Laptop : lenovo G460, windows 8
Player : foobar2000 with WASAPI out
DAC : fiio E10 USB DAC
Headphone : beyerdynamic DT250/250 dan YUIN PK3
Interkonek : custom cable silvercoated bella audio with neutrik yongsheng jack
File musik : all lossless

Persoalan pertama yang biasa dihadapi amplifier adalah background noise dan hiss. Saya gunakan YUIN PK3 yang impedansinya kecil, tidak terdengar background noise maupun hiss, baik di volume minimal maupun maksimal, baik low gain maupun high gain. Singkatnya, objective O2 dead silent! ketika idle, amplifier benar-benar bersih layaknya dalam keadaan mati. WOW

Karakteristik utama amplifier ini adalah sangat netral, sangat minim kolorasi. Yang sangat terasa adalah peningkatan soundstage, separasi, dan detail.

Berikut impresi mendetail :
Bass
Bass yang disajikan sangat uncoloured, tidak ada pewarnaan ataupun penambahan kuantitas bass, semuanya mengikuti karakter source. Kalau sourcenya bassnya besar, ya tetap besar, kalau source bassnya kecil, yaa tetap kecil.
Mungkin bila didengarkan lebih detil, terasa O2 ini membuat bass sedikit kehilangan punchnya. Namun sangat tidak terasa bila tidak didengarkan secara serius. Kualitas bass top sekali, detil bass, kontrol bass, speed bass, tekstur bass, semuanya perfect!

Mid
Mid O2 terasa sedikit tipis dan vokal agak kurang berbodi. Namun sama seperti bass, harus didengarkan secara serius baru terasa. Kualitas mid baik, detailnya, teksturnya, imagingnya, kesan realnya, pokoknya semuanya bagus. Hanya di vokal kurang tebal saja, terasa kurang berbodi. O2 tidak menambah atau menguransi sibilance. Jika sourcenya sibilance, ya keluaran O2 juga akan sibilance.

High
High O2 terasa lepas, ekstensi bagus, hit-hat simbal lincah, dan lagi-lagi uncoloured. Tidak ada kesan memboost frekuensi teratas agar terasa lepas. Semua natural, apa adanya. Detail high juga patut diacungi jempol, crisp, sangat detail, rapi, dan real.

Separasi
Satu kata : TOP
Semua instrumen terasa terpisah, saling lepas namun tetap koheren. Lagu-lagu yang suaranya ribet sekalipun bisa dipisahkan dengan sempurna.

Staging
Satu kata : Mantap
Berlebihan memang, tapi memang kekuatan utama O2 yang paling diakui adalah stagingnya. Staging yang luas dan 3D, dengan positioning instrumen yang jelas sekali. Tata letak sangat rapi, jelas darimana asal suara keluar. Atas-bawah-kanan-kiri-depan-belakang semua jelas. Headphone yang stagingnya sempit, sangat terbantu dengan O2 ini.

Detail
WOW
Detail yang disajikan O2 sangatlah mengagumkan. O2 tidak memboost detail agar maju kedepan dan mudah didengar, namun detail tertampil sesuai pada tempat dan porsinya. Yang seharusnya terdengar ya terdengar, yang seharusnya terdengar namun kecil ya terdengar kecil. Detail juga terbantu oleh background yang terasa black sekali, tidak ada noise. Dynamic range terasa begitu lebar.

Power
Powernya cukup besar, bisa mendrive beberapa headphone seperti DT770/250 dengan mudah

Kesimpulan
Objective O2 adalah amplifier yang tidak menambahkan kolorasi, namun memperbaiki kualitas teknis. Bagi anda yang sudah suka dengan karakter headphone anda dan tidak mau merubah karakter, O2 ini sangat recommended. Improvement utama ada di staging, separasi, dan detail.
Yap, saya bilang inilah reference class amp untuk harga dibawah 1,5jt
Bagi anda yang akan mereview headphone ataupun amplifier lainnya kelas dibawah 1,5jt, saya sangat merekomendasikan O2 sebagai referensi "netral"nya.

Kelebihan
- perfect technicality on it's class
- uncoloured sound, bagus untuk referensi/benchmarking, mixing, atau monitoring
- dual source : batre dan AC adaptor
- sebagai desktop amp, ukurannya kompak, tidak memakan ruangan

kekurangan
- mid agak tipis kadang membuat jadi kurang musikal
- semua port dan kontrol ada di depan, penuh sesak ketika pengoperasian
- terlalu besar untuk ukuran portable amplifier
- tidak banyak tersedia di Indonesia

Rating : 9.7/10*
Penjelasan rating
10/10 : excellent price to performance. Must buy!**
9/10 : recommended
8/10 : good
7/10 : average
6/10 : try another things first
5/10 : leave it, not worth to buy!
*perlun diingat, ini adalah rating price to performance, bukan rating untuk menempatkan posisi barang ini dalam jajaran gadget audio dari kualitas tertinggi sampai terendah. Contoh kasus misal earbud A seharga 50rb dapat rating 10/10 bukan berarti kualitasnya lebih baik dari earbud 10jt yang dapat rating 7/10, namun earbud A memiliki excellent price to performance di harga 50rb, sedangkang earbud B hanya average saja di kelas 10jt
**must buy maksudnya tentu jika karakternya cocok dengan preferensi Anda

2 comments:

  1. Om punya dana 500rb nyari amp yg bikin up dari segi soundstage, separasi, detil buat dipakein di hp andro si hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. budget segitu nyari teknikaliti demikian mending coba cari bikinan suhu-suhu kerhor IMHO

      Delete