Microlab..
Ada yang pernah dengar merk ini?
Merk ini sebenarnya di China sono setara dengan edifier, namun ekspansi keluar negrinya tidak seagresif edifier.
Microlab sangat mencuri perhatian para penggemar audio setelah merilis microlab H200. Bermain di kelas 2-3jt, kualitas yang ditawarkan mampu membuat beberapa audio enthusiast berpaling padanya.
Berdasarkan fakta tersebut, saya tertarik mencoba microlab edisi low end yang dihargai Rp 320.000 : Microlab M200.
Spesifikasi
Output power : 40W RMS
Power distribution : 12x2W satelite +16W subwoofer
Harmonic distortion 0,3% (1W, 1kHz)
Frequency response : 35-2000Hz
Signal/Noise ratio : 80dB
Separation : 45dB
Tweeter driver type : 2,5
Tweeter rated power : 12, Watt
Bass driver type : 5
Bass rated power : 16W
Material : MDF/plastic
Color : black
Remote control : 1 (wired volume control)
Output : RCA
Input : 3,5mm
Satellites : 90x90.5x17.5mm
Subwoofer : 156x270x189mm
Product Net weight : 4.3kg
Kardus dengan busa pelindung di dalam adalah sebuah standar yang wajib dimiliki oleh perusahaan speaker dalam mempacking barangnya. Microlab melakukan hal taersebut dengan baik, dimaka kardus warna putih berukuran besarnya cukup tebal, dengan busa di dalam yang sangat presisi dengan bentuk speaker, serta plastik melindungi satelit maupun subwoofer dari gesekan.
Di dalamnya terdapat set spekaer dan kartu garansi. Dilihat dari alamat service center, sepertinya Anda yang ada di kota besar pulau jawa tidak kesulitan mencari servce centernya.
Build Quality, Accessories
Warna hitam dengan aksen garis merah mendominasi keseluruhan warna speaker ini. Tidak ada versi lain selain warna hitam.
Kita mulai dari satelit dulu. Bagian depan satelit terlindungi oleh kain tipis yang nampaknya sulit dibuka. Bingkai depan terlihat hitam glossy, dengan garis merah di bawah dan tulisan microlab. Terasa sederhana namun kesan elegan sangat didapat. Ukuran yang tergolong besar dan agak berat cukup memberi kesan speaker ini akan bersuara bagus.
Bagian belakang satelit terlihat polos, dengan warma keseluruhan hitam doff. Bisa dilihat kabel yang keluar dari satelit, tampak permanen dan tidak bisa dicabut sembarangan. Di satu sisi tentu awet, disisi lain akan menghambat jika ingin mengganti kabel dengan kualitas yang lebih baik.
Subwoofer sendiri terbuat dari MDF, standar lah. Ada satu lubang airvent di depan, sayangnya tanpa kassa pelindung di dalamnya, jadi cicak dan kecoa bisa masuk. Namun tenang saja, lubang cukup kecil kok, sehingga saya yakin anak balita tidak akan terjebak dan masuk ke dalam ketika bermain-main dengan speaker.
Bagian muka atas ada kontur sedikit menonjol dengan sentuhan glossy. Karena sayang, maka saya tidak melepas plastik pelindungnya. Hhe
Di pinggir ada pengatur bass dan volume, bersanding dengan tombol power dan output RCA menuju satelit.
M200 dilengkapi pula dengan remote, tempat mengatur volume sekaligus jack mic dan earphone. Bentuknya besar, sebesar telapak tangan, dengan putaran arah horizontal yang halus dan presisi, sehingga cukup menyenangkan mengoperasikannya. Bagian bawah ada tekstur kesat sehingga tidak mudah tergeser di meja, bagian atas warna hitam glossy elegan yang sayangnya sangat fingerprint magnet. Terdapat indikator LED warna merah yang tersembunyi di bagian atas remote, menandakan speaker dalam keadaan aktif, namun tidak cukup informatif untuk menunjukkan skala volume yang sedang dimainkan.
Kabel-kabel power, satelit, dan remote tidak terlalu panjang, namun sangat pas jika speaker ini diletakkan di meja komputer. Sepertinya memang dioptimalkan untuk pengguna PC, sehingga kabel tidak kepanjangan maupun kependekan alias gak mudah kusut. Namun jika digunakan untuk di ruang tamu, saya rasa akan kurang panjang kabelnya.
Secara keseluruhan, M200 dikemas low profile namun mencoba tetap elegan dengan menempatkan beberapa sentuhan glossy.
Sedikit catatan, kabel M200 serbapermanen. Kabel satelit menempel permanen di satelit, kabel power dan remote menempel permanen di subwoofer. Kabel input 3,5mm juga menempel permanen bersamaan dengan remote. Di sisi lain, konfigurasi ini lebih awet alias panjang umur, namun sisi lainnya cukup menyulitkan ketika akan memodifikasi kabel.
Suara
Hardware test :
Laptop lenovo G460, windows 8, player foobar2000
DAC fiio E10
amplifier SSMH tubehybrid, dirakit oleh mamang ian troopers
Interkonek mini to RCA mogami W2534, jack neutrik yongsheng
Posisi pengujian :
Karakter M200 ini sangat warm dan smooth. Suara sangat halus cenderung mellow, high tidak sparkling, bass punch dan halus.
Impresi mendetail :
Music section
bass
Punch dan smooth. Dua kata yang cukup menggambarkan karakter bass M200. Kuantitas bass ketika knob diputar full, tidak terasa besar meledak-ledak maupun tipis. Terasa pas kuantitasnya, basshead pun saya rasa masih bisa menikmati. Pukulan terasa punch, dengan kontrol bass yang sangat baik, tidak ada kata boomy dan bleber di M200 ini. Punch dan smooth ini sungguh sebuah poin yang sangat langka untuk speaker 300rb-an
Bass tidak agresif, cenderung sangat smooth, memukul secara lembut, tidak meledak-ledak powerfull, dengan speed dan transient yang cukup baik.
Karenanya, meski secara speed memadai, namun karena kelembutannya maka M200 ini terasa kurang galak di musik rock/metal.
Detail bass average, tidak spesial, namun suara gitar bass dan drum bass bisa dipisahkan dengan baik. Sesuatu yang cukup jarang untuk speaker 2.1 kisaran 300 ribu.
Mid
Presentasinya sangat warm, lush dan sangat lembut, namun seperti kurang lepas. Vokal terasa pas di tengah, namun terasa sedikit tipis dan kurang berbobot. Saking smoothnya, suara senar gitar terasa tidak crisp dan seperti muddy. Sedikitpun saya tidak menangkap adanya sibilance. Detail di mid sendiri cukup, tidak istimewa, dan tidak buruk juga.
Istimewanya, mid ini meski presentasinya warm dan cenderung tipis, namun tidak termakan oleh bass. Thanks to well controlled bass and good separation.
High
High terdengar tidak menonjol, atau bahasa awamnya cenderung mendem. Tidak spakling, tidak ada ciss ciss cisss simbal yang crisp. Semua smooth, halus. Bisa dirasakan, namun sulit dicari-cari. Uniknya, meski dalam kuantitas kecil, namun high terasa lengkap. Detil kecil bisa tersampaikan, suara cis-cis meski di belakang tapi bisa tertangkap. Intinya, detail tetap terjaga.
Detail, Separasi, Soundstage
Detail terasa cukup. Dengan presentasi yang sangat warm dan smooth, beberapa orang beranggapan kurang detail, padahal tidak. Jika didengarkan sekali lagi, maka bisa dibilang semua detail yang Anda cari ada disana. Yap, sebuah kesalahan mendasar memang, kebanyakan orang menganggap detail itu harus bernuansa bright dan highnya bagus sehingga terasa lepas dan cring-cring, padahal bukan itu pengertian dari detail.
Separasi baik, subwoofer tidak lebay sehingga tidak menyerang yang lainnya. Mid dan high pun terasa di layer yang berbeda. Suara instrumen sudah terpisah, namun masih dalam jarak yang dekat.
Soundstage average, tidak memberi kesan luas apalagi 3D, namun tidak sempit juga. Layer-layer cukup, tidak istimewa seperti dBe SP88 misalnya.
Genre
Gentre yang cocok adalah yang berbuansa smooth, misal classical, pop, rock jadul, dkk. Lagu bernuansa agresif terasa kurang energik.
Movie and gaming
Untuk movie, tidak ada masalah dalam hal detail maupun dentuman bass, namun sayangnya percakapan terasa kurang jelas dan kurang maju, sehingga harus meninggikan volume sambil sedikit mengurangi bass agar tidak tiba-tiba kaget saat ada ledakan.
Untuk gaming masuknya average, efek-efek terdengar bagus, namun tidak bisa menjabarkan posisi dan jarak dengan baik.
Power
M200 powernya bisa dibilang average, cukup kuat untuk memenuhi dan membisingkan kamar 5x5 meter, namun jika di ruang terbuka misal ruang keluarga saya rasa agak pas-pasan.
Simpulan
Bermain di kelas "keras", microlab M200 ini saya bilang tidak sefenomenal kakaknya, H200. Value yang ditawarkan average, alias M200 hanya menjadi pilihan bila karakternya pas dengan Anda, bukan sebuah must buy item yang disukai semua golongan untuk segala keperluan. Untuk movie dan gaming, M200 gagal unjuk gigi.
Namun, seperti hal nya kakaknya, M200 ini speaker yang sangat musikal. Suaranya sangat smooth dan grainless, dua kata yang sangat sangat jarang ditemui di kelas 300 ribu. Saya pribadi belum menemukan speaker yang grainless seperti ini di kelas 300ribu, kebanyakan speaker lain di high terasa banyak grainnya. Alunannya lembut mendayu, rileks didengar, dan asik diajak bersantai sambil istirahat dari kerasnya kehidupan.
Yaa semua juga ada plus minus bukan? Take it or leave it.
Plus
- smooth and grainless <- dua kata yang sangat jarang ditemui di speaker 300rb
- well controlled bass
- very musical
Minus
- kurang baik untuk movie dan gaming
- terkadang terasa overwarm cenderung "mendem"
Sama F&d a111 bagus mana
ReplyDeletebelum nyoba A111
DeleteApakah karakter overwarmnya bisa tertolong bila kita gunakan kabel dbE yang boost high notes?
ReplyDeleteBelum saya coba
DeleteSama Microlab M 300 dan M 700 bagaimana?
ReplyDeleteSelisih harganya tipis Rp. 330.000 dan Rp. 350.000
gatau blm nyoba
Delete