Pada saat pameran di Bandung, mata saya cukup tertarik dengan speaker yang sepertinya baru sampai di pasar Indonesia, yaitu Logitech Z200. Speaker 2.0 yang ramping namun tingginya terbilang "raksasa" untuk ukuran speaker yang lebih diposisikan untuk menemani PC, yaitu setinggi laptop 14" yang layarnya terbuka. Saat itu speaker sedang dinyalakan, dan saya cukup terkejut dengan produksi bassnya yang bulat berkualitas bahkan mengalahkan speaker 2.1 berukuran kecil yang saat itu sedang dinyalakan juga. Penjualnya bilang ini belum dijual, namun dengan sedikit memaksa akhirnya saya dapatkan Z200 ini dengan harga Rp 400.000.
Di harga Rp 400rb ini, pesaing hanya ada T&V Zwei dan edifier R900T. R900T ini sudah diakui bersuara "excellent" untuk kelas Rp 400rb, apakah Z200 bisa mengimbangi?
Oh ya, Z200 akhrinya dijual seharga Rp 350.000
Spesifikasi
Oh ya, Z200 akhrinya dijual seharga Rp 350.000
Spesifikasi
Silakan lihat di kardusnya saja
Paket Penjualan
Sebuah kotak berukuran besar berwarna hijau dan putih, warna kebanggaan Logitech, langsung menyapa Anda ketika Anda memutuskan meminang speaker ini. Bobotnya cukup berat juga ternyata.
Kardus pun dibuka, muncullah sepasang Logitech Z200 yang terbungkus dalam plastik, terlindung dibalik konstruksi pengaman kardus. Kelengkapan yang ditawarkan hanya speaker, adaptor, dan sedikit kertas manual.
Build Quality
Menilik power yang dikeluarkan hanya 10W, maka bisa saya simpulkan speaker ini cocoknya untuk di depan PC atau di ruangan kecil, kalau untuk ruangan keluarga yang besar power segini tidak cukup kuat untuk mengisi ruangan.
Nah, sebagai speaker yang dioptimalkan untuk digunakan di depan PC, ukuran Z200 ini terhitung raksasa, setinggi laptop 14" yang layarnya terbuka!
Terlihat dBe NS77 menjadi mungil sekali dibelakang sana. Ukuran besar ini cukup memberi kesan serius dan meyakinkan, apalagi dual speaker di depan yang dikelilingi lis putih terlihat elegan. Sekujur badannya berwarna hitam doff yang sangat fingerprint magnet, jadi bagi Anda yang bermasalah dengan minyak di tangan, jangan sering-sering menyentuh badan speaker yah, kecuali Anda rajin membersihkannya juga.
Kalau speaker dihimpitkan seperti itu memang terlihat aneh sih, dual speaker lebarnya agak kurang enak dilhat. Namun jika sudah dipasang sebagaimana mestinya, terlihat gagah kok. Di bagian depan ini terdapat tombol volume yang merangkap sebagai tombol ON/OFF, jack headphone, dan aux-in. Tak lupa ada lampu mungil berwarna kuning sebagai indikator.
Z200 ini menggunakan jack male 3,5mm sebagai inputannya. Apa dong fungsi aux-in? Ternyata Z200 bisa mengakomodasi 2 source sekaligus, jadi Anda bisa mencolokkan jack 3,5mm nya ke PC, kemudian handphone Anda disambungkan ke speaker melalui aux-in, lalu Anda memainkannya secara bergantian. Yap bergantian, tentu tidak keduanya dimainkan bermasaan. Memang agak useless sih fitur aux-in ini, apalagi tidak diberi kabel interkonek untuk menghubungkan aux dengan handphone/gadget Anda.
Beralih ke samping, ada sebuah knob putar bertuliskan "tone".
Sampai rumah saya coba putar-putar, dan itu adalah pengatur bass! Kenapa tidak ditulis "bass" saja? Meski ada pengatur bass, saya yakin 99% dari Anda akan memutarnya ke arah maksimal demi mendapatkan bass yang nyaman. Soal ini lanjut di bagian suara dibawah ya.
Beralih ke belakang, ada kabel penghubung 2 satelit sepanjang 1,5 meter. Yap, 1,5 meter, panjang sekali bukan? Anda dijamin tidak akan pusing memasang speaker ini jika ingin digunakan di ruang tamu kecil, tidak seperti NS77 yang pendek dan membuatnya hanya bisa jadi sahabat laptop/PC saja. Kabel sepanjang ini juga menguntungkan dalam pencarian sweet spot (posisi terbaik speaker agar suara yang tersampaikan maksimal) yang mantap. Selain itu, terdapat pula input listrik.
Input bertuliskan DC 5V 1.5A, mungkin itu sebabnya logitech memberikan adaptor untuk Z200 ini, tidak USB powered, mengingat USB hanya mengeluarkan arus hingga 1A saja.
Masih di belakang, ada konstruksi kokoh penyangga speaker ini, berwarna putih sama seperti lis yang mengelilingi driver speaker.
Penyangga ini permanen, artinya kita tidak bisa mengatur kemiringan speaker. Ah, lagian buat apa mengatur kemiringan speaker? Logitech pasti sudah memperhitungkan kemiringan sedemikian agar suaranya maksimal.
Penasaran, saya mencoba membongkar speaker ini. Dan hasilnya...
Hanya ada satu speaker aktif pada tiap kanal Z200 ini, yaitu speaker yang atas. Yang satu lagi dibawah hanya speaker saja tanpa driver magnet alias pasif, sebagai bass radiator.
Suara
Speaker ini sudah burn-in selama 50 jam, dan akan saya gunakan terus hingga 100 jam. Kalau ada perubahan suara, akan saya update. Tapi pasti tidak akan banyak, biasanya paling hanya tambah rapi saja suaranya, karena burn-in 50 jam tidak bisa dibilang sebentar dan sudah cukup untuk mengeluarkan potensi speaker.
Pertama, pastikan Anda mendapat sweet spot (posisi terbaik untuk mendapat suara terbaik). Z200 ini bagi saya sweet spotnya adalah jarak antar spaker 120 cm, dan jarak speaker dengan pendengar 60cm, lalu atur sudut speaker sedemikian agar menghadap ke badan kita, tidak tegak lurus ke depan saja.
Jika Anda ingin menjauhkan jarak speaker dengan pendengar, atur saja sudut speaker terhadap Anda, jarak antar speaker saya rasa optimal di 120 cm, karena lebih dari itu saya sudah merasa suara tidak koheren lagi antar speaker kanan dan kiri. Pastikan juga speaker yang memiliki tombol volume ada di kanan Anda, karena setelah saya cek ternyata itu adalah right channel dari Z200. Anda mungkin sudah mengetahui bahwa telinga kanan dan kiri kita itu menangkap suara yang berbeda, itulah yang dimanfaatkan produsek speaker dan gadget audio lainnya untuk membuat kesan soundstage nyata. Sering lihat kan di earphone ada tulisan L dan R, padahal dipakai terbalik pun tidak masalah? Jadi, demi mendapatkan soundstage terbaik, jangan terbalik ya kanan dan kirinya.
Pada gambar diatas sudah cukup jelas rig yang saya gunakan untuk test, yaitu laptop lenovo windows 8, dan DAC menggunakan Centrance DACport. Player menggunakan foobar dengan ASIO out.
Keseluruhan, Z200 ini bernuansa warm, dengan respon frekuensi yang flat. Bass surprisingly cukup kuat dan sangat bulat serta empuk. Mid terdengar tebal dan warm, berbobot dan juga jernih. Treble terdengar ringan dan lepas, kuantitasnya cukup banyak alias tidak mendem, cass cess simbal sangat terasa lincah.
Impresi mendalam :
Bass
Sudah disinggung sebelumnya, untuk ukuran speaker 2.0 dibawah 500rb, Z200 bersama dBe NS77 memiliki kuantitas bass yang besar dibanding speaker 2.0 lainnya. Bass terdengar bertenaga, punch, bulat, dan empuk. Tidak ada kata boomy disini. Anda yang sudah suka dengan bass NS77, inilah upgrade speaker yang tepat jika tidak ingin kehilangan sensasi bassnya. Terdapat pengaturan kuantitas bass, namun saya yakin 99% dari Anda pasti menset ke full agar bass lebih terasa.
Dibanding speaker 2.1 ukuran edifier R101v, dBe SP66N, dan beberapa simbadda, tentu bass Z200 ini terdengar kecil, karena mereka semua memiliki power subwoofer yang kuat.
Detail bass terasa mantap, meski testur bass terasa kurang. Suara bass drum dan bass gitar terdengar terpisah. Speed bass diatas rata-rata, jauh lebih lincah dari dBe NS77 dalam melahap lagu rock hingga metal. Masih agak keteteran sih, tapi dibanding dengan speaker lainnya, Z200 ini sudah sangat baik.
Mid
Mid Z200 terdengar clear dan halus dengan nuansa warm. Vokal terasa berbobot dan cukup tebal dengan nuansa warm yang sangat kental. Lengkingan-lengkingan vokalis terasa sangat lembut dan clear namun kurang menggigit dan emosional. Detail mid sendiri terdengar pas-pasan, namun sudah cukup lah kalau digunakan untuk bermusik, bukan untuk monitoring. Suara gitar terdengar crisp dan centrengannya berbodi, dengar lagu-lagu depapepe terasa sekali riuh senar gitarnya mengisi ruangan. Tidak ditemukan sibilance sedikitpun, memang sebelum 50 jam penggunaan ada sibilance, namun setelah 50 jam hilang kok.
Overall, mid Z200 ini terasa pas-pasan, namun jauh dari jelek. Yang jelas bukan lawan sepadan bagi edifier R900T, dimana R900T sangat spesial midnya, jauh lebih spesial dari Z200.
High
Presensi high pada Z200 cukup banyak, meski bernuansa warm namun detailnya baik sekali. Suara simbal terdengar crisp dan lepas, suara-suara gemerincing kecil terasa sekali presensinya. dBe NS77 yang bernuansa bright, urusan high kalah telak dari Z200. Banyak sekali detail high di dBe NS77 yang tidak keluar, dan baru terasa setelah saya pakai Z200. Ekstensi high Z200 baik sekali, tidak terasa roll off seperti NS77, Z200 terasa begitu lepas melayang indah.
Separasi
Bagus, semua terasa terpisah, semua terasa lepas berjauhan. Tidak ada yang bertumpuk, semua terdengar rapi.
Detail
Z200 memberi detil yang cukup, tidak kaya ataupun miskin. Buat bermusik sudah sangat cukup, namun untuk monitoring sangat-sangat kurang.
Staging
Disini ada plus dan minus. Plusnya, staging terasa luas sekali, terasa memenuhi ruangan, melebar jauh ke kanan-kiri-atas. Pastikan Anda sudah mendapat sweet spot ya untuk merasakan indahnya staging Z200. Suara terdengar full, memberi kesan besar dan megah, sesuai dengan promo dari Logitech : rich stereo sound.
Nah minusnya, saya merasa stagingnya "hollow" alias ada pantulan-pantulan yang membuatnya terdengar seperti bernyanyi di dalam gua. Efek hollow ini paling mengganggu di mid dan bass sih, vokal seperti ada efek memantul, tidak lepas sepenuhnya ke udara. Bukan sebuah masalah besar sih, namun bagi Anda yang kerap memperhatikan soundstage pasti sedikit terganggu.
Power
10W itu bukan angka yang banyak. Untuk mendapat suara optimal, dacport saya harus diset 50%, begitupun dengan volume di Z200. Untuk di depan komputer dan kosan 5x4 sudah cukup sih, namun untuk ruang keluarga besar terbuka akan terasa kurang.
Movie
Untuk menonton film, Z200 ini terbilang mantap di kelas 2.0 harga dibawah Rp 500rb. Kesan full dan impact bass yang bagus adalah kuncinya. Ledakan-ledakan secara mengejutkan bisa diproduksi dengan baik, tidak ada kesan pecah, namun tentu kuantitasnya kalah jauh dengan speaker 2.1 yang memiliki subwoofer besar. Percakapan sangat jelas terdengar, tidak tertutup suara-suara lainnya. Soundstage luas diiringi kesan suara full membuat kesan megah dan besar.
Kesimpulan
Z200 ini sebuah speaker yang cukup baik untuk Anda yang gemar mendengarkan musik, namun tidak untuk monitoring. Suara yang lembut, clear, luas, berbodi, dan bass yang memiliki impact bagus, membuat Z200 tidak akan kesulitan merebut pasar awam-mainstream, apalagi pesaing di harga segini sangat sedikit.
Detail yang pas-pasan dan kesan hollow memang menjadi ganjalan bagi Z200 dalam menarik peminat, diperparah dengan harga di Indonesia yang terlalu mahal jika dibanding dengan harga aslinya.
Plus
+ kuantitas bass yang cukup dan impact bass yang bagus dan bulat di kelas speaker 2.0 harga dibawah Rp 500.000
+ suara clear, terdengar full, luas, dan megah
+ kabel pemisah speaker panjang
+ disediakan adaptor, tidak memakan jatah slot USB komputer
Minus
- hollow soundstage
Should I buy this? Yes, jika harganya masih kepala 3. Jika sudah 400.000 keatas, sebaiknya berpikir ulang. Namun, memang sedikit sih saingan di pasar speaker 2.0 murah.
Bisa jadi alternatif 2.0 murah+kualitas top :D, nyari Edi R900T susah sekarang T_T
ReplyDeleteyap, bisa dibilang begitu. Apalagi klo harganya 350-370-an. Dihargai lebih dari 400 ribu benar-benar keterlaluan logitech Indonesia nih, apalagi buat 2.0 "nipu", hanya 1 driver aktif saja.
DeleteAndai harganya 350k, sesuai dg kurs dollar 11.400, saya rasa Z200 ini recommended sekali untuk keperluan musik
Speaker yg tanpa kabel fungsinya Bass Radiator mas..yg bikin lownya jadi empuk :)
DeleteMas kalo SonicGear Morro 1 dibandingin NS77 & Z200 gimana ya ? terutama separation sama detailnya....barangkali punya
ReplyDeleteMorro 1 belum punya..
DeleteZ200 dan NS77 sih urusan separasi dan detil Z200 menang signifikan yah.. NS77 terasa bertumpuk klo udh denger Z200
This comment has been removed by the author.
DeleteUntuk ruangan 4x5 untuk ruang spa dengan dominasi musik instrumen jenis speaker z200 ini cocok apa tidak ya? Mohon pencerahannya gan.... Thx
ReplyDeleteKalau untuk kosan 4x5m Z200 cukup banget kok, kosan kan ruangannya hening dan tertutup
DeleteUntuk ruang keluarga, Z200 kurang power. Ruang keluarga kan banyak terbuka
Nah, untuk spa saya krg tau seperti apa model ruangannya..
hmm, kalo dibandingkan razer ferox gmn ya om? buat ditaroh kamar kost an lebar 4x4 sih...
ReplyDeletebelum nyoba om
Deletesesuai kata bung gobedh, pas banget buat pasang di ruang kamar. kebetulan ane ditambahin pa2v2 makin mantap
ReplyDeletesesuai kata bung gobedh, pas banget buat pasang di ruang kamar. kebetulan ane ditambahin pa2v2 makin mantap
ReplyDelete