Jatuh cinta pertama saya pada produk Dunu ada di Dunu trident, entry level IEM dengan build quality dan desain superb plus suara yang sangat bersaing di kelasnya. Kemudian Dunu DN1000, IEM hybrid dynamic+BA yang suaranya enak dan "gak aneh-aneh".
Penasaran dengan Titan series, keluarga pertama yang saya coba adalah Fiio EX1, saudaranya Titan 1. Berbeda dengan seri Dunu lainnya yang saya coba, EX1 ini suaranya unik banget, "unik", tipikal suara yang tidak bisa dinikmati oleh semua orang. Nah, bagaimana dengan Titan 5 yang dijual sekitar US$ 139 ini ini?
Spesifikasi
Driver : dynamic 13mm
Freq response : 10Hz-40kHz
SPL : 108 dB
Impedance : 32 Ohm
Plug size : 3,5mm gold plated
Cord length : 1,2 m
Weight : 24g
Paket Penjualan dan Aksesoris
As always, Dunu selalu mengemas produknya secara premium. Box karton hitam dengan gambar dan warna elegan, lengkap dengan logo Hi-Res yang kerap dibangga-banggakan, siap menarik perhatian calon pembeli.
Box ini memiliki 2 pintu berpengunci magnet, seolah berusaha menjelaskan pada Anda bahwa IEM yang akan Anda beli adalah IEM premium.
Akeseoris yang diberikan cukup banyak :
1. Dua jenis silicone tips : Sony tips dan Dunu tips, masing-masing size S/M/L
2. Carrying case yang terbuat dari hard plastic yang cukup keren
3. Ear stabilizer
4. Converter jack 3,5 to 6,3
5. Shirt clip
Meskipun carrying case yang diberikan bagus, tapi menurut saya ukurannya terlalu pas-pasan, sehingga Anda hanya bisa membawa IEM saja di dalamnya, Anda akan sedikit kesulitan jika ingin sekalian membawa aksesoris lain di dalamnya.
Desain, Build Quality, dan Penggunaan
Desain Titan 5 masih serupa dengan Titan lainnya, bentuk "semi-IEM" yang terbuat dari metal. Bahan metal yang digunakan sangat solid dengan finishing shiny bling bling, terlihat keren karena kinclong mengkilat, dan tidak akan keren lagi ketika sekujur bodynya kena banyak sidik jari atau jejak keringat yang mengering.
Di samping menggunakan bahan metal berkualitas, Dunu menyempurnakannya juga dengan kualitas pembuatan yang oke. Tidak ada inkonsistensi celah antarpanel, tidak ada ujung-ujung runcing dan tidak rapi di pinggiran bodynya.
Masih belum cukup, Dunu menyertakan pula fitur yang kerap digemari di IEM-IEM terkini : detachable cable. Menggunakan pin MMCX, sayangnya kurang kompatible dengan MMCXnya Shure sehingga pilihan kabel after market untuk Titan 5 ini menjadi terbatas. Setidaknya tetap ada celah kustomisasi pada kabel Titan 5 ini, misalnya kedepannya Dunu menjual Titan 5 cable upgrade/replacement, atau cable with mic.
Ada satu hal yang harus Anda bayar ketika Anda mendapat IEM dengan build quality dan fitur detachable seperti Titan 5 ini : bobotnya menjadi berat.
Untungnya, Dunu tahu akan hal ini, sehingga di paket penjualan disediakan earstabilizer yang surprisingly sangat membantu bagi Anda yang kesulitan fitting atau merasa tidak nyaman karena bobot Titan 5 ini.
Beralih ke kabel, inilah bagian yang saya suka. Bahan pembungkus kabelnya bagus, tidak "mentul-mentul" dan tidak banyak meninggalkan bekas lipatan ketika digulung. Fitur-fitur pada kabelnya saya suka banget : chin slider/cable stopper, shirtclip, dan built-in tali karet penggulung kabel. Jacknya L-shaped, dengan profil ramping yang tidak akan menyulitkan bagi Anda yang gemar menggunakan case tambahan pada smartphone atau gadget audio Anda.
Bicara fitting dan kenyamanan, Titan 5 ini terasa cukup nyaman. Fittingnya pun sangat mudah. Bagi Anda juga bisa menggunakan earstabilizer jika merasa kesulitan fitting atau IEMnya sering melorot akibat bobotnya yang cukup berat.
Isolasi Titan 5 terbilang biasa saja, untuk sebuah IEM saya berharap lebih. Saya mendengarkan musik di kereta, suara-suara dari luar cukup banyak yang masuk, meski tentu tidak sebanyak jika menggunakan earbud ataupun open headphone.
Suara
Seperti biasa, setup utama yang digunakan pada review ini laptop+centrance dacport, player foobar2000 with ASIO out.
Setup lainnya yang dicoba : xduoo X2, xduoo X2 mod, xduoo x3, dan AK240.
Titan 5 ini karakter utamanya dynamic, fun V-shaped, dan lebih bisa diterima banyak orang dibanding Fiio EX1.
Bass adalah salahsatu jualan utama Titan 5 ini. Bassnya besar, deep, empuk, dan bulat. Meskipun bassnya besar tapi tidak berlebihan, artinya Anda yang basshead mungkin masih butuh bass sedikit lagi tapi apa yang ditawarkan Titan 5 tidak akan membuat Anda protes keras. Begitupun sebaliknya, bagi Anda yang tidak suka bass besar, bass Titan 5 ini tidak terlalu mengganggu luber kemana-mana sehingga Anda masih bisa menikmati.
Bass memiliki ekstensi yang bagus, bisa sampai frekuensi rendah dan tidak terasa roll off early. Lowbassnya bagus, getar-getar sub bass pun cukup terdengar. Impact midbassnya tidak sebagus lowbass, di beberapa lagu saya kehilangan sedikit midbass punch, namun bukan masalah besar. Kontrol bass terbilang cukup bagus, tidak bleberan kemana-mana, dan tidak boomy.
Pukulan bass pun terasa lincah, sanggup mengikuti beat-beat cepat, tapi tidak dengan beat-beat musik-musik sejenis metal karena bassnya terasa kurang tight. Cocoknya untuk musik-musik seperti trance, pop modern, dan sejenisnya.
Seperti karakter V-shaped pada umumnya, Midrange Titan 5 ini terasa agak mundur di belakang bass dan treble, tapi bukan berarti ketutupan. Suara-suara instrumen midrange cukup jernih dan timbrenya saya suka. Namun menurut saya ada sedikit veiled di lower midrange, sehingga kadang suara-suara midrange rendah seperti sedikit tertahan.
Meski ada di belakang bass dan treble, vokal ditampilkan dengan cukup baik, terutama vokal wanita yang terasa jernih. Namun untuk vokal pria, saya pribadi merasa sedikit kurang lepas, seperti misal ketika saya mendengarkan lagu-lagu Tulus ataupun Muse. Vokal ada sedikit sibilance jika rekamannya kurang bagus atau kualitas filenya buruk (dikompres berlebihan). Namun jika rekaman dan filenya bagus, sibilance yang muncul tidak mengganggu menurut saya.
Treble Titan 5 ini presentasinya cukup sparkling cring cring. Saya suka dengan suara-suara simbalnya, timbrenya enak aja gitu di telinga saya, bobotnya pas dan tidak cempreng, dengan tekstur dan detail yang oke. Sayangnya, Titan 5 ini ada peak pada lower treble, sekitar 5-7kHz kalau pada frekuensi Foobar. Hasilnya sudah bisa ditebak, pada lagu-lagu tertentu, Titan 5 ini akan terasa tajam dan cukup fatiguing, misalnya ketika saya mendengarkan lagu The Used album artwork, treblenya benar-benar bikin cepat capek. Namun jika lagu-lagu Anda tidak agresif di sekitar frekuensi tersebut, misalnya lagu-lagu pop/pop rock masa kini seperti Maroon 5, saya rasa Titan 5 ini tidak tajam.
Separasi terasa bagus, antarinstrumen terasa terpisah, tidak bertumpuk. Begitupun detail, meski bukan level detail monster atau analitik, namun untuk bermusik detail yang diberikan Titan 5 sudah baik. Soundstage hanya average, atau mungkin sedikit di atas rata-rata. Tidak sempit, namun jika dibandingkan Fiio EX1 jelas terasa Titan 5 ini lebih sempit dan lebih minim kesan airy-nya.
Bicara genre musik, Titan 5 ini cocoknya untuk musik-musik pop masa kini, atau lagu-lagu yang sering nongkrong di top chart or grammy awards. Untuk jazz seperti Winterplay pun masih oke. Untuk lagu-lagu yang lebih keras, misal screamo, metal, post hardcore, dan yang sejenisnya, Titan 5 kurang cocok, karena selain bassnya kurang tight untuk musik-musik demikian, tajamnya treble kadang mengganggu kenikmatan juga.
Kesimpulan
Titan 5 merupakan keluarga Titan yang suaranya dituning lebih ke arah fun and dyamic sound. Bass yang besar, deep, dan empuk, dilengkapi treble yang cring sparkling merupakan ramuan klasik agar sebuah IEM mudah diterima orang, baik dari kalangan awam hingga maniak audio.
Titan 5 berhasil menerapkan ramuan itu dengan cukup baik. Signature fun and dynamic, ditambah separasi dan detail yang lebih dari cukup untuk bermusik santai sehari-hari, dikemas dalam build quality dan paket paket penjualan yang terlihat mahal, merupakan modal utama Titan 5 untuk bersaing di pasaran.
Lower treble yang tajam sehingga membuat cepat lelah di beberapa lagu mungkin jadi halangan bagi beberapa orang untuk membeli Titan 5 ini. Sebaiknya dicoba langsung, karena toleransi setiap orang berbeda-beda.